Telah dipresentasikan dalam mata kuliah telaah materi SKI dan direvisi oleh:
Umi Malikatul Fauziyah
Yuly
untuk mengunduh file power point dapat diklik link disini
diedit oleh Arief Rahman
2). PERIODE KEKHALIFAHAN UMAYYAH DISPANYOL
Umi Malikatul Fauziyah
Yuly
untuk mengunduh file power point dapat diklik link disini
diedit oleh Arief Rahman
BAB
I
PENDAHULUAN
Prestasi sekaligus konstribusi Islam
yang paling berharga bagi pencerahan peradaban masyarakat Eropa. Spanyol, pintu
gerbang Eropa yang oleh orang Arab Islam disebut Andalusia, dikuasai dan
menjadi basis kekuasaan Islam di benua itu selama sembilan abad. Hingga kini,
bukti-bukti zaman keemasan Islam tersebut masih dapat disaksikandan menjadi
objek wisata yang menarik para turis dari seluruh dunia[1].
Spanyol adalah sebuah negara yang
pernah ditaklukkan oleh Islam untuk mengembangkan agama Islam di negeri
tersebut. Ketika Islam masuk ke negeri Spanyol, negeri ini banyak mengalami
perkembangan peradaban yang pesat baik dari kebudayaan maupun pendidikan Islam,
karena Spanyol didukung oleh negerinya yang subur dengan penghasilan ekonomi yang
cukup tinggi sehingga menghasilkan para pemikir hebat. Spanyol mengalami
perkembangan pesat dalam kebudayaan dan pendidikan Islam yang dimulai dengan
mempelajari ilmu agama dan sastra, kemudian meningkat dengan mempelajari
ilmu-ilmu akal. Karena dalam waktu relatif singkat Cardova dapat menyaingi
Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan. Karena itu kehadiran
Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan[2].
Secara politis, Islam di Andalusia
telah memberi rasa aman bagi kaum yang selama ini menjadi kelompok
terpinggirkan seperti orang Yahudi dan rakyat kebanyakan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pendiri
Dinasti Umayyah II adalah Abdurrahman al-Dakhil. Ketika dinasti Umayyah di
Damaskus tumbang oleh dinasti Abbasiyah, salah seorang keluarga Umayyah,
Abdurrahman al-Dakhil, berhasil meloloskan diri dari kejaran dinasti Abbasiyah.
Dia berhasil menyeberang ke Spanyol dan memasuki Andalusia. Saat itu, keamiran
Andalusia berada di tangan Yusuf bin Abdurrahman al-Fihr dari bani Mudar.
Berkat dukungan suku Yaman yang sedang bertikai dengan Yusuf, Abdurrahman al-Dakhil
berhasil menguasai Andalusia. Ia kemudian berhasil mengatasi pemberontakan dan
serangan dari musuh-musuhnya.
Abdurrahman
ad-Dakhil mendirikan dinasti Umayyah II yang merdeka dari kekuasaan dinasti
Abbasiyah. Oleh sebab itu, khalifah al-Mansur memberi gelar kepada ad-Dakhil
Saqar Quraisy, artinya Rajawali Quraisy[3].
1.
Kekuasaan
Dinasti Umayyah II
Setelah
memproklamasikan berdirinya pemerintahan yang baru, Abdurrahman al-Dakhil mulai
menata pemerintahannya. Walaupun pemerintahan dinasti Umayyah di Andalusia
merdeka dan tidak terikat dengan pemerintahan manapun, Abdurrahman al-Dakhil
tidak menggunakan gelar khalifah, tetapi amir. Secara tidak
langsung, ia masih mengakui bahwa kekhalifahan dipegang Dinasti Abbasiyah.
Gelar khalifah di Andalusia pertama kali digunakan Abdurrahman al-Nasir
(Abdurrahman III), bersamaan dengan meninggalnya khalifah al-Muqtadir di
Bagdad.
Pada masa awal
pemerintahan Dinasti Umayyah, kondisi Andalusia belum stabil. Hal itu
disebabkan adanya perselisihan di kalangan umat Islam sendiri. Perselisihan itu
terjadi antara suku Barbar dan Arab, perselisihan tersebut membuat kehidupan
masyarakat dan politik pada masa itu relatif belum stabil. Di samping itu, gangguan
dari golongan Kristen juga masih terus terjadi.
Adapun para
penguasa Dinasti Umayyah yang memerintah di Spanyol yang terkenal adalah
sebagai berikut.
a.
Abdurrahman
al-Dakhil (Abdurrahman I), 756-788 M
Setelah berhasil mendirikan sebuah pemerintahan yang merdeka,
Abdurrahman al-Dakhil berusaha memantapkan pemerintahan sebagai langkah
pertama. Hal itu dilakukannya dengan cara mematahkan segala perlawanan yang
ditujukan kepadanya. Beberapa kelompok Arab di Andalusia Timur meminta bantuan
Charlemagne Agung, raja Prancis. Kelompok ini mencoba mengusir Abdurrahman al-Dakhil
dari Andalusia. Pasukan ini dipimpin oleh Roland.
Dalam sebuah pertemuan di Roncesvaltes, Abdurrahman al-Dakhil mampu
mengalahkan mereka. Setelah itu, Abdurrahman al-Dakhil memperkuat dan
mengorganisasikan tentaranya. Tentara Islam direkrutnya dari orang-orang
Barbar, Afrika Utara, yang terkenal kuat. Dengan jumlah mencapai 40.000 orang,
pasukan Dinasti Umayyah menjadi sangat kuat. Keberhasilannya memantapkan pemerintahan
membuat Abdurrahman al-Dakhil kemudianberalih ke bidang pembangunan, seni, dan
kebudayaan. Abdurrahman ad-Dakhil membangun beberapa benda sejarah. Beberapa
benda sejarah itu adalah Mesjid Agung Kordoba, Jembatan Sungai Guadalquivir,
dan Taman Munyal ar-Rusafa.
Dalam bidang seni dan kebudayaan, Abdurrahman al-Dakhil melindungi
tokoh pujangga dan cendekiawan di dalam istananya. Di antara tokoh pujangga
istananya adalah Abi al-Mutasya, Saikh Abu Musa Hawari, Isa bin Dinar, Yahya
bin Yahya, dan Said bin Hasan.
Dalam bidang pengetahuan, Abdurrahman al-Dakhil merintis berdirinya
universitas di Kordoba, Sevilla, dan Toledo. Universitas-unuversitas tersebut menjadi
sumber asli kebudayaan Arab, non Arab, Islam, Kristen, dan Yahudi selama
berabad-abad kemudian. Abdurrahman al-dakhil juga membagi pemerintahan kedalam
tiga badan, yaitu yudikatif, perpajakan dan sipil. Dia memerintah dengan
ketegasan dan keadilan hingga meninggal pada tahun 788M. hal ini membuat
wilayah kekuasaanya menjadi paling terorganisasi dengan ibu kota paling megah
di Eropa.
b.
Hisyam
Bin Abdurrahman ( Hisyam I ), 788-796M
Hisyam naik tahta menggantikan ayahnya, Abdurrahman I. ia terkenal
sebagai khalifah yang saleh dan adil. Dalam pemerintahanya, ia membangun dan
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Dalam bidang pendidikan, Hisyam
memperingati dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan penelitian. Ia telah
mengembangkan penggunaan bahasa Arab dalam kehidupan masyarakat. Pada akhirnya,
bahasa Arab lebih diutamakan dari pada bahasa latin di Semenanjung Iberia. Dalam
bidang keagamaan, Hisyam mencoba memasukkan Mazhab Maliki ke Andalusia. Kitab al-Muwatta
yang ditulis Imam Malik disalin dan disebarkan keseluruh negeri. Hisyam
juga memerhatikan kehidupan rakyat yang kecil. Ia sering menyamar dan
memerdekan sebagian harta kepada rakyatnya yang miskin serta mendengarkan
keluhan-keluhan mereka.
Dibidang kesusastraan, Hisyam sangat menyukai sejak bahasa arab.
Amar bin Ali Gaffar adalah seorang penyair yang termasyur pada masanya. Hisyam
meninggal dalam usia 40 tahun.
c.
Abdurrahman
al-Ausat (Abdurrahman II), 822-852
Abdurrahman II menggantikan Ayahnya, Hakam, dalam usia 31 tahun. Ia
bergelar al-Ausat yang berarti yang menengah. Ia sangat dicintai
rakyatnya. Selain mempunyai kemauan keras, ia juga berwawasan luas. Hal itulah
yang membuat ia menjadi amir yang berhasil.
Dalam mengatasi politik dalam negrinya, Abdurrahman II berusaha
mengamankan dan mengatasi huru-hara yang ada. Dengan demikian, jalannya
pemerintahan menjadi stabil. Perekonomian pun meningkat pesat.
Dalam mengatasi politik luar negerinya, Abdurrahman II membentuk
armada laut guna menumpas perompakan yang dulakukan bangsa Normandia dari
Semenanjung Skandinavia. Diwilayah utara, Alfonso II dari suku Leon melakukan
penyerangan dengan bantuan beberapa kabilah Kristen. Namun, semua itu dapat
ditumpasnya.
Abdurrahman II sangat memperrhatikan pendidikan. Ia banyak
membangun sekolah, perguruan tinggi, dan perpustakaan besar. Pada masa itu
banyak lahir intelektual dan filsuf muslim.
Kebebasan beragama diterapkan dalam pemerintahan Abdurrahman II.
Akhlak yang demikian itu justru mendorong banyak orang Kristen yang masuk
Islam. Abdurrahman II juga mencintai kesenian dan kesusastraan. Ia melindungi
seniman dan cendekiawan di istananya. Pada masanya muncul seorang pemain musik
yang terkenal, yaitu Zaryab. Abdurrahman II juga membuat kota Kordoba menjadi
Bagdad. Ia memperindah kota dengan gedung-gedung besar, mesjid, serta air
mancur.
d.
Abdurrahman
al-Nasir (Abdurrahman III), 912-961M
Abdurrahman III mewarisi pemerintahan yang kacau balau dari
ayahnya, Abdullah. Di seluruh penjuru negeri terjadi kekacauan dan
pemberontakan. Abdurrahman III segera mengambil langkah-langkah untuk memadamkannya.
Pemberontakan-pemberontakan tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Ordono
II
Ordono II adalah kepala suku Leon. Ia dibantu
Sancho, kepala suku Navarre dalam melancarkan pemberontakannya pada tahun 914
M. pemberonyakan ini diteruskan anak-anaknya, Ramiro dan Garcia. Pemberontakan
ini, dibantu Muhammad bin Hasyim, gubernur Zaragoza. Perjanjian damai pada
tahun 955 M mengakhiri pemberontakan ini.
2.
Umar
bin Hafsun
Umar
bin Hafsun memulai pemberontakannya pada tahun 882 M. pemberontakan ini paling
berbahaya karena sudah mengancam kekhalifahan di Kordoba. Pada tahun 931 M, Abdurrahman
III berhasil menghancurkan bentengnya di Babastro
3.
Dinasti
Fatimiyah
Dinasti
Fatimiyah merupakan penguasa Afrika Utara setelah berhasil mengalahkan penguasa
Aglabiyah. Abdurrahman III mengirimkan ekspedisi keafrika utara dan menguasai
Maroko dan Ceuta pada tahun 918-931 M. ia juga mengirimkan armada kepantai
Aljazair dan Tunisia untuk mengganggu pelayaran Dinasti Fatimiyah.
Setelah berhasil memulihkan
pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia, Abdurrahman III mendengar berita kematian
khalifah al-Muqtadir di Bagdad pada tahun 932 M. Dengan meninggalnya khalifah
al-Muqtadir, Abdurrahman III mengumumkan dirinya sebagai khalfah. Dengan
demikian, saat itu di dunia Islam terdapat dua khalifah, yaitu khalifah Dinasti
Abbasiah di Bagdad dan khalifah Dinasti Umayyah di Andalusia.
Dalam menjalani kelompok agama lain
abdurrahman III bersikap toleran. Gereja-gereja diijinkan berdiri. Abdurrahman
III juga mengundang semua orang dari setiap agama datang kemesjidnya.
Orang-orang kristen bebas bekerja dalam dinas kenegaraan.
Ilmu pengethuan juga berkembang pada
masa itu. Ilmu-ilmu yang muncul pada masa Abdurrahman III, antara lain
1.
Ibnu
al-Ahmar (sejarawan);
2.
Ahmad
bin Nasar (Astronom);
3.
Ibnu
Masarah (filsuf);
4.
Said
dan Yahya bin Isyak (Dokter).
Banyak buku Yunani yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pada saat itu negara memiliki 75 perpustakaan.
Selain itu, Abdurrahman III juga membangun istana Al-Zahra di dekat Kordoba.
Istana ini memiliki 400 kamar serta memberi pondokan kepada ratusan budak dan
ribuan pengawal. Pada masa itu Kordoba menjadi kota yang sangat makmur yang
hanya dapat disaingi oleh Bagdad dan Konstantinopel.
Kordoba mencapai puncak kejayaan
pada masa pemerintahan Abdurrahman III (912-961M). Pada masa itu, Kordoba
mempunyai penduduk lebih dari setengah juta jiwa. Di kota itu terdapat 50 rumah
sakit, 700 mesjid, 800 sekolah dan 300 tempat pemandian umum. Selain itu,
Kordoba penuh dengan gedung-gedung megah dan mewah. Yang paling megah ialah
istana khalifah Madinatul-Zahra yang dibangun diatas bukit yang jauhnya 5 km
dari pusat kota.
Istana Madinatul-Zahra mempunyai
4000 ruang dan sekitarnya terdapat kantor-kantor dan gedung pemerintahan.
Selain itu, terdapat tempat tinggal para duta, misalnya duta-duta dari Prancis,
Jerman, dan Italia. Karena indah dan besarnya itulah, dinamakan Madinatul-Zahra
yang berarti kota yang gilang gemilang.
Menurut riwayat, kota Kordoba
dibangun selama 40 tahun dengan menghabiskan sepertiga dari seluruh pendapatan
negara setiap tahunnya. Pekerja yang digunakan tidak kurang dari 10.000 orang
setiap hari yang didatngkan dari berbagai negeri. Karena megah dan indahnya,
kota Kordoba disebut sebagai mutiara dunia.
Sepeninggal Abdurrahman III,
diangkatlah putranya yang bernama Hakam bin Abdurrahman (861-972M). Ia terkenal
sebagai sarjana dan pencinta ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, tidaklah aneh
apabila seluruh perhatian pada masa pemerintahannya dicurahkan untuk memajukan
ilmu pengetahuan. Pada masa Hakam, universitas Kordoba terkenal di seluruh
dunia sehingga banyak mahasiswa Islam dan Kristen dari Eropa berdatangan untuk
belajar. Selain itu, di Kordoba terdapat banyak perpustakaan, di antaranya yang
terbesar adalah milik khalifah sendiri. Perpustakaan ini memiliki koleksi kitab
tidak kurang dari 40.000 jilid. Disamping itu, banyak toko buku sehingga
penduduk Kordoba hampir tidak ada yang buta huruf.
2.
Kemajuan Peradaban pada Masa
Dinasti Umayyah II
Dalam kurun waktu tujuh abad Islam
berkuasa di Spanyol (Andalusia), umat Islam telah mengukir masa keemasannya di
berbagai bidang. Banyak prestasi yang telah diukurnya, bahkan pengaruhnya
membawa Eropa dan kemudian dunia pada kemajuan yang lebih kompleks.
a. Kemajuan
Intelektual
Sebagai negara yang subur, Spanyol telah
menghasilkan banyak keuntungan secara ekonomi. Tingkat ekonomi yang tinggi
memunculkan banyak pemikir. Banyaknya pemikir itu mengakibatkankan banyak bidang
keilmuan yang menonjol di Spanyol.
1. Bidang
Filsafat
Pada masa pemerintahan
Muhammad bin Abdurrahman (852-866), mulai dikembangkan minat terhadap filsafat
dan ilmu pengetahuan. Namun, usaha ini belum banyak membuahkan hasil. Kemudian dilanjutkan
al-Hakam (961-976 M). Al-Hakam berinisiatif menterjemahkan karya-karya filsafat dalam jumlah yang besar.
Hal itu membuat Kordoba dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya
mampu menyaingi Bagdad sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Kemajuan ini merupakan jembatan ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa.
Tokoh pertama dalam
sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn al_Sayig. Ia lebih
di kenal dengan nama Ibnu Bajjah. Ia
lahir di Zaragoza dan meninggal di Fez karena keracunan. Karya besarnya adalah an-Nafs dan Risalahal-
Ittisal.
Tokoh kedua adalah Ibnu
Tufail. Ia lahir di Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat
pada tahun 1185 M. Abu tufail banyak menulis tentang kedokteran, astronomi, dan
filsafat. Karya filsafatnya yang sangat
terkenal adalah Hayy ibn Yaqzan.
Pada akhir abad ke-12
M, muncul seorang pengikut Aristoteles dalam bidang filsafat, yaitu Ibnu Rusyd
dari Kordoba. Ia lahir di Kordoba pada tahunn 1126 M dan meninggal pada tahun
1198 M. Ibnu Rusyd sangat berhati-hati dalam menafsirkan karya-karya filsafat Aristoteles. Ia berusaha menyerasikan antara filsafat dan
agama. Tidaklah mengherankan jika namanya cemerlang dalam filsafat islam. Karya
terbesarnya adalah Tahafut at-tahafut
2. Bidang
Sains
Dalam ilmu
kedokteran, kita mengenal nama-nama
Wafid al-Lakhmi, Khalaf az-Zahrawi, dan Zurh. Dikalangan wanita, kita mengenal
Umm al- Hasan binti Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafiz. Abul Qasim az-Zahrawi, seorang
dokter bedah dan menulis buku at-Tasrif sebanyak 30 jilid. Ibnu Khatimah, Ahli
penyakit malaria. Ammar al-Marsudi adalah ahli mata.
Dalam ilmu astronomi,
ada Abbas Ibnu Farnas yang termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia orang
pertama yang menemukan kaca dari batu. Selain itu, ada Ibrahim Ibnu Yahya
an-Naqqas, seorang ahli Astronomi. Ia
dapat menentukan waktu terjadi gerhana matahari dan lama berlangsungnya. Beliau
juga berhasil membuat teropong bintang. Ahmad ibn Kas dari Kordoba adalah
seorang yang ahli dalam bidang obat-obatan.
Dalam bidang sejarah
dan Geografi, Islam melahirkan banyak ilmuan terkenal. Ibnu Jubair dari Valencia
(1145-1228 M) menulis tentang perlawatan kenegeri-negeri muslim, seperti
Mediterania dan Sicilia. Ibnu Batutah
dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samuda Pasai dan Cina. Ibnu al-Khatib (1317-1374
M) menyusun riwayat Granada. Adapun Ibnu
Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah dalam bukunya Muqaddimah.
3. Bidang
Fikih
Dalam bidang fikih,
Spanyol terkenal sebagai penganut mazhab Maliki. Mazhab ini dibawa Ziyad ibn
Abd al-Rahman. Selanjutnya, diteruskan Ibnu Yahya yang menjadi qadi’ (hakim)
pada massa Hisyam ibn Abd al-Rahman. Ahli-ahli fikih lainnya, antara lain Abu
Bakr ibn al-Qutiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi, dan Ibnu Hazm dengan karyanya
al-Muhalla bi al-Asar Fi Syah al-Mujalla
bil Ikhtisar dan al-Hikam fil Usul Ahkam. Adapun Ibnu Rusyd, selain sebagai
ahli filsafat, ia pun ahli fikih (hukum Islam) dengan bukunya Bidayah al-Mujtahid wan Nihayah al-Muqtasid.
4. Bidang
Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan
seni suara, Spanyol Islammemiliki tokoh al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab.
Ia terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmunya diwariskan kepada anak-anaknya,
baik laki-laki maupun perempuan. Lebih dari itu, ilmu itu juga diberikan kepada
para budak.
5. Bidang
Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah
menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Bahkan
penduduk asli pun mempergunakannya diatas bahasa mereka sendiri. Dengan majunya
bahasa Arab di Spanyol, banyak karya-karya sastra bermunculan. Misalnya, al-Iqa’ al-Farid karya Ibn Aba Rabbih, az-Zakirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah karya
Ibnu Bassam, dan kitab al-Qala’id
karya al-Fath ibn Khaqan.
b. Kemajuan
pembangunan fisik
Banyak
pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam. Jalan-jjalan dan
pasar-pasar dibangun sebagai pendukung perdagangan. Sistem irigasi dibangun
untuk meningkatkan pertanian. Disamping pertanian dan perdagangan, banyak
indusstri yang berkembang, seperti tekstil, kayu kulit, logam, dan industri
barang-barang tembikar.
Pembangunan
fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti
pembangunan kota, istana, mesjid dan taman-taman kota. Di antara bangunan yang
megah adalah Mesjid Kordoba, Kota az-Zahra, Tembok Toledo, Istana al-Ma’mur,
Masjid Sevilla, dan Masjid al-Hambra di Granada.
3. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan
Peradaban pada masa Dinasti Umayyah II
Penguasa muslim yang ada saat itu
tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka hanya puas dengan upeti dari
kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya. Mereka membiarkan kerajaan-kerajaan itu
mempertahankan hukum dan adat istiadat masing-masing. Akibatnya,
kerajaan-kerajaan Kristen makin kuat persatuannya untuk bangkit melawan
penguasa muslim.
Keadaan itu diperparah lagi dengan
lemahnya pertahanan dinasti Umayyah. Seluruh kekuatan ditumpahkan sepenuhnya
untuk ilmu pengetahuan dan mengabaikan pembinaan pertahanan negara. Kelemahan
inilah yang dimanfaatkan kaum Kristen di Spanyol.
Setelah ibu kota Andalusia diduduki
Barat, buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai cabang ilmu dirampas. Kemudian,
diterjemahkan ke bahasa Latin tanpa menyebutkan pengarangnya. Bangunan-bangunan
monumental dan masjid-masjid diubah menjadi gereja, sementara kaum muslimin
ditangkap dan dibunuh.
Menurut data sejarah,
kerajaan-kerajaan kecil yang berkuasa di Spanyol berkisar 20 kerajaan.
Diantaranya, Bani Ibad di Sevilla, Bani Hamud di Malaga, Bani Ziry di Granada,
Bani Hud di Zaragoza, dan yang terkenal adalah Bani Zun Nun yang menguasai kota
Toledo, Valencia, serta Mursia. Munculnya kerajaan-kerajaan kecil (Muluk
al-Tawa’if) itu memicu terjadinya disintegrasi. Disebelah utara, Raja Alfonso
VI dari Leon menjalin hubungan dengan Kerajaan Aragon dan Kastilia untuk
menyerang Andalusia. Itulah yang akhirnya membawa Andalusia berangsur-angsur
mengalami kemunduran. Hal itu disebabkan dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
a.
Faktor
internal
Ada dua faktor yang mengakibatkan kemunduran Andalusia dari dalam,
yaitu tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan dan tidak adanya
ideologi pemersatu. Ketidakjelasan peralihan kekuasaan menyebabkan
perebutan kekuasaan diantara pewaris takhta kerajaan. Hal inilah yang
menjadikan keruntuhan Bani Umayyah sehingga muncul Muluk al-Tawa’if. Akhirnya,
Ferdinand dan Isabella memanfaatkan pertikaian itu segingga dapat merebut
Granada yang menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol.
Pada saat dinasti Umayyah berkuasa, tidak ada jalinan hubungan baik
antara penguasa dan Muluk al-Tawa’if. Akibatnya, mereka sering melakukan
pemberontakan dan gerakan yang merugikan sehingga kekuasaan Dinasti Umayyah
mulai melemah. Disamping itu, orang-orang non-Arab, seperti kelompok Ibad dan
Muwaladun dikucilkan. Karena itu, mereka sering mengadakan pemberontakan yang
berdampak stabilitas politik kekuasaan Dinasti Umayyah menjadi goyah.
b.
Faktor
Eksternal
Selain
faktor dari dalam, kemunduran kekuasaan muslim di Andalusia juga disebabkan
factor dari luar, yaitu adanya serangan dari bangsa Kristen dan timbulnya renaissance[4]
di Eropa. Bangsa Kristen yang merasa dijajah orang Islam berusaha untuk melawan
dan merebut kekuasaan kembali. Orang-orang Kristen bersatu untuk melawan dan
mengusir umat Islam dari Spanyol. Dinasti Umayyah pada saat itu terpecah
menjadi kerajaan-kerajaan kecil sehingga bahas Kristen dengan mudah
menaklukannya. Disamping itu, gerakan renaissance dieropa membangkitkan
semangat orang-orang barat untuk merebut kembali kejayaannya. Orang-orang
Kristen eropa mengadakan konsolidasi politik untuk menyusun kekuatan mengusir
umat islam.
BAB III
ANALISIS
A.
Dari
Segi Alokasi Waktu
Menurut
telaah kami dari segi alokasi waktunya yang 2X45 menit sudah cukup untuk menyampaikan
materi tentang daulah ummayah II ini, karena materi tersut tidak terlalu
panjang dan sudah teringkas sedemikian rupa.
B.
Dari
Segi Kesesuaian Isi Materi Dengan Peserta Didik
Isi
materi mengenai daulah ummayah II cukup sesuai untuk dipahami oleh siswa MA,
karena dalam materi telah dijelaskan secara jelas dan ringkas. Menurut pendapat
penulis sebaiknya materi dideskripsikan seca rinci menganai daulah umayyah II
dan kemajuannya serta keruntuhannya. Maka dari itu penulis menjabarkan materi
ini secara luas, agar dapat mudah dipahami oleh peserta didik.
C.
Dari
Segi Materi
Materi yang
disajikan pada pembahasan kali ini menurut hemat penulis sudah cukup bagus,
namun masih belum dapat dijelaskan secara lebih rinci. Oleh karena itu, penulis
menambahkan beberapa materi yang sangat berkaitan erat dengan pembahasan
mengenai Dinasti Umayyah II.
1). PERIODE KEAMIRAN UMAYYAH
Pada periode ini Spanyol dipimpin
seorang penguasa yang bergelar Amir (panglima atau gubernur) yang tidak terikat
dengan pemerintahan pusat. Amir pertama adalah Abdur Rahman I. Setelah berhasil
menyelamatkan diri dari kekejaman al-Saffah, Abdur Rahman menempuh pengembaraan
ke Palestina, Mesir, dan Afrika Utara, hingga akhirnya ia tiba di Cheuta. Di
wilayah ini ia mendapat bantuan bangsa Berber dalam menyusun kekuatan militer.
Pada masa itu Spanyol sedang dilanda permusuhan antaretnis Mudariyah dan
Himyariyah. Abdur Rahman dimintai bantuan olela pihak Himyariyah yang sedang
merencanakan pemberontakan akibat perlakuan kejam gubernur Yusuf[5].
Urutan Nasab Amir Umayyah di Spanyol
Pada tahun 255 Abdur Rahman tiba di Spanyol. Abdur Rahman
berhasil memenangkan peperangan di Masarrat sehingga ia menduduki tahta
kekuasaan Spanyol sebagai bagian dari kekuasaan dinasti Umayyah di Damaskus.
Semenjak menjabat sebagai penguasa Spanyol, Abdur Rahman menghadapi berbagai
gerakan pemberontakan internal. Cangguan pihak luar yang terbesar adalah
ser¬buan pasukan Papin, seorang raja Perancis dan putranya yang bernama
Charlemagne. Namun pasukan pengganggu ini dapat dikalahkan oleh kekuatan
Abdur Rahman. Belum selesai menangani aksi pemberontakan ia keburu meninggal
dunia pada tahun 172 H/788 M., sebelum Amirat Umayyah di Spanyol ini berdiri
tegak.
Hisyam I (172-180 H/788-796 M)
Abdur Rahman digantikan oleh putranya yang bernama Hisyam I
(172-180 H/788-789 M). Ia merupakan penguasa yang lemah-lembut dan
administratur yang liberal. Ia mestilah menghadapi pemberontakan yang
dilancarkan oleh saudaranya sendiri di Toledo, yakni Abdullah dan Sulaiman.
Pemberontakan ini dapat ditaklukkan oleh Hisyam. Selanjutnya Hisyam mengarahkan
perhatiannya ke wilayah utara. Umat Kristen yang tidak hentinya melancarkan
gangguan keamanan ditindasnya sekaligus berhasil mengalahkan kekuatan Perancis.
Kota Norebonne ditaklukkannya, sementara suku-suku yang tinggal di Calicia
mengajukan perundingan perdamaian.
Hisyam merupakan penguasa yang adil, dan bermurah hati
khususnya terhadap rakyatnya yang lemah dan miskin. Ia senantiasa ingin
mengetahui keluhan si miskin, dengan keluar malam masuk perkampungan di
Kordoba. Ia mengunjungi mereka yang sakit, meringankan beban mereka dengan
membagikan sejumlah uang. Sekalipun temperamennya lemah lembut, namun
seringkali ia menunjukkan sikapnya yang tegas terhadap para perusuh dan
pemberontak yang mengancam stabilitas negara. Ia membangun jembatanCordoba dan
merampungkan pembangunan mesjid-gereja yang dimulai oleh ayahnya. Dalam bidang
hukum, Hisyam menganut mazhab Maliki dan menjadikannya sebagai madzab resmi di
Andalusia.
Hakam (180-207H/796-822M)
Sepeninggal Hisyam, Hakam menggantikan kedudukannya. Banyak
gerakan pemberontakan yang harus dihadapinya. Di antaranya adalah yang
dilancarkan Abdullah yang meminta bantuan kepada, Chrarlemagne, raja Frangka.
Ia berhasil menguasai Toledo, saudaranya yang bernama Sulaiman menguasai
Valencia. Pada saat ini Louis dan Charles berhasil menyusup ke wilayah muslim,
sedang Alfonso, panglima suku Calicia, menyerbu kota Aragon.
Hakam membuktikan kemampuannya dalam tugas mengatasi
musuh-musuh tersebut. Bangsa Frangka dan Calicia dikalahkannya. Ia selanjutnya
menuju Toledo untuk menghentikan pemberontakan Sulaiman dan Abdullah. Namun
tatkala Hisyam lengah, datang serangan bangsa Franka yang berhasil merebut
Barcelona. Pada tahun 190 H/805 dan pada tahun 199 H/814 M Cordoba diguncang
oleh gerakan pemberontakan, namun kota ini segera dapat diamankan setelah Hakam
mengalahkan kekuatan pemberontak.
Hakam meninggal pada tahun 207H / 822 M, setelah berkuasa
selama 26 tahun, suatu periode yang paling banyak diwarnai pertempuran. Ibn
al-Athir, mencatatnya sebagai penguasa Andalusia pertama yang bijaksana
sekaligus kesatria. Satu kekurangannya adalah tidak bersikap ramahterhadap
fuqaha. Ia tidak menghendaki campur tangan fuqaha’ dalam urusan negara. lnilah
sebab timbulnya gerakan fuqaha’ yang berusaha menggulingkan kekuasaan Hakam.
Mereka muncul sebagai oposisi Hakam dan berusaha menciptakan kegaduhan hingga
melatari terjadinya gerakan pemberontakan di Cordoba.
Abdur Rahman II (207-238H/522-852M)
Abdur Rahman mewarisi kejayaan dan kemakmuran yang
diciptakan oleh pendahulunya, Hakam. Kerusuhan yang terjadi pada saat ini
antara lain ditimbulkan oleh umat Kristen didaerah pedalaman yang dikepalai pimpinan
suku Leon, juga terdapat serbuan bangsa Normandia terhadap wilayah pantai
Spanyol. Kedua kekuatan ini dapat dikalahkan. Pada masa pemerintahan Abdur
Rahman II selama 30 tahun ini, perekonomian rakyat mengalami kemajuan dan
kemakmuran. la sangat mencintai seni, kepustakaan, dan berusaha membangun
Cordoba sebagai Bagdad II. Ia mendirikan sejumlah istana, taman, dan menghiasi
ibukota dengan berbagai bangunan mesjid yang indah. Banyak ilmuan berkumpul di
istananya, yang sebagian mereka berasal dari Bagdad.
Muhammad I (238-273 H/853-886 M)
Muhammad rnenggantikan kedudukan ayahnya, Abdur Rahman II.
Pada masa ini masyarakat Kristen Toledo dengan bantuan pimpinan suku Leo
bangkit menentang Muhammad. Pasukan Mghammad menumpas kekuatan pemberontak
dalam pertempuran di Cuadelet. Di Cordoba timbul gerakan perusuh. Muhammad
segera menempuh langkah-langkah pengamanan ibukota ini dengan menumpas semua
kekuatan pemberontak. Kekacauan di pusat pemerintahan ini dimanfaatkan oleh
bangsa Perancis dengan menciptakan gangguan di wilayah utara, dan oleh Normand
ia yang melancarkan serbuan terhadap wilayah pantai Spanyol. Kedua kekuatan
asing ini dapat dikalahkan oleh pasukan Muhammad I. Pada akhir masa
pemerintahan, muncul sejumlah pemberontakan di berbagai penjuru. Seorang muslim
Spanyol yang bernama Musa mengklaim sebagai penguasa atas kota Aragon.
Pemberontakan di wilayah barat dipimpin oleh lbn Marwan. Pemberontakan terbesarterjadi
di wilayah perbukitan antara kota Ronda dan Malaga yang dipimpin oleh Umar lbn
Hafsun. la berusaha mendirikan sebuah negeri yang merdeka, dengan dukungan
tokoh-tokoh Kristen dan dukungan penguasa Franka. Muhammad mengirimkan pasukan
yang dipimpin Munzir. Munzir yang bergerak ke utara berhasil menundukkan kota
Siragosa dan selanjutnya menghancurkan kekuatan lbn Marwan. Di tengah
pertempuran melawan kekuatan Umar Ibn Hafsun, terdengar berita kematian
Muhammad l. Maka Munzir segera mengakhiri pengepungannya dan kembali ke ibukota
untuk menerima penyerahan tampuk pemerintahan. Muhammad I merupakan penguasa
adil dan bijaksana. la berhasil mencapai reputasi yang gemilang selama 34 tahun
masa pemerintahannya. la meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, dan
menjalankan pemerintahan sesuai prinsip dasar yang berlaku. la adalah tokoh
pendidikan dan pecinta ilmu pengetahuan.
Munzir (273-275 H/886-888 M)
Munzir merupakan penguasa yang enerjik dan pemberani.
Seandai ia berusia panjang, niscaya ia cukup mampu menegakkan kedamaian dan
ketertiban negara. Munzir memimpin sendiri pasukan untuk menghadapi kekuatan
Umar lbn Hafsun. la keburu meninggalsebelum berhasil mengamankan negara dari
gangguan para pemberontak.
Abdullah (273-300H/888-912M)
Abdullah merupakan saudara Munzir. Menurut lbn al-Athir,
“pada masa ini timbul gerakan pemberontakan dan kerusuhan di segenap penjuru
wilayah Spanyol. Kondisi ini berlangsung sejak awal masa pemerintahan Abdullah
hingga berlangsung sejak awal masa pemerintahan Abdul¬lah hingga berakhir”. la
tidak hanya mendapat perlawan¬an dari masyarakat Spanyol pedalaman, tetapi
kelompok Aistokratis Arab juga menentangnya. Pertengkaran yang sengit terjadi
antarkalangan Arab, kalangan Saville, kalangan Elvire. Pertengkaran ini sangat
mengancam ke¬kuasaan raja. Umar lbn Hafsun memanfaat kondisi per¬tengkaran ini
dengan upaya memperluas wilayah ke¬kuasaannya hingga mendekati batas ibukota.
Abdullah mengerahkan pasukannya untuk menumpas gerakan pemberontakan di bawah
pimpinan Obaydullah. Pemberontakan yang terbesar selama ini, yakni
pemberontakan Umar lbn Hafsun berhasil dikalahkan oleh pasukan Obaydullah,
sehingga pemberontakan kecil lainnya segera tunduk kepadanya. Tahta kerajaan
berhasil ditegakkannya.
2). PERIODE KEKHALIFAHAN UMAYYAH DISPANYOL
Abdur Rahman III (300-350 H/912-961
M)
Abdur Rahman menggantikan kedudukan ayahnya pada usia 21
tahun. Penobatannya disambut dan diterima oleh segenap kalangan. Pada
tahun301H/913 M, Abdur Rahman mengumpulkan pasukan militer yang sangat besar.
Pihak perusuh dan pihak musuh gentar dengan kekuatan militer Abdur Rahman III.
Dengan demikian tanpa perlawanan ia menaklukkan kota-kota besar dibelahan utara
Spanyol, kemudian Saville. Suku Berber dan umat Kristen Spanyol yang selama ini
menjadi perintang, tunduk kepada Abdur Rahman III. Hanya masyarakat Toledo yang
berusaha melawan sang sultan, namun segera dapat ditundukkan. Selanjutnya Abdur
Rahman mengerahkan pasukannya ke belahan utara Spanyol untuk menundukkan umat
Kristen wilayah ini yang senantiasa berusaha menghancurkan kekuatan muslim.
Dua tahun dari masa penobatan Abdur Rahman III, Ordano II,
kepala suku Leon, datang menyerbu beberapa wilayah lslam. Pada saat itu Abdur
Rahman sedang terlibat perselisihan denganKhalifah Fatimiyah, Mulzz, di Mesir.
Ahmad lbn Abu Abda ditunjuk memimpin pasukan untuk menghadapi pasukan Ordano
II. Setelah terdesak Ordano ll kemudian bersekutu dengan Sancho, kepala suku
Navarre. Suku Leon dan suku Navarre dihancurkan oleh pasukan yang dipimpin oleh
Abdur Rahman sendiri, bersamaan dengan terbunuhnya Ordano ll dan Sancho.
Penguasa muslim Spanyol selama ini berkedudukan sebagai Amir atau Sultan. Abdur
Rahman merupakan orang pertama yang mengklaim kedudukannya sebagai khalifah
dengan gelar an-Nasir lidinillah (penegak agama Allah), setelah ia berhasil
dalam perjuangan menumpas pemberontakan Kristen suku Leon dan Navarre. Dengan
demikian pada masa ini terdapat dua khalifah sunni di dunia islam: Khalifah
Abbasiyah di Bagdad dan Khalifah Umayyah dispanyol, dan seorang khalifah syi’ah
Fatimiyah Afrika Utara.
Pada masa ini kekuasaan dinasti Fatimiyah di Afrika Utara
sedang melancarkan perluasan ke wilayah barat, bahkan dengan bekerja sama
dengan Umar lbn Hafsun, dinasti Fatimiyah berusaha menaklukkan kekuatan Umaiyah
di Spanyol. Untuk menahan kekuatan Fatimiyah, Abdur Rahman mendapat bantuan
sebagian penduduk Afrika Barat, dan ia berhasil menaklukkan sebagian wilayah
ini. Namun kemudian datang serangan yang hebat oleh suku-suku Kristen sehingga
pasukan Abdur Rahman terdesak keluar dari Afrika.
Khalifah Abdur Rahman III tidak menyukai kelas bangsawan
Arab yang tinggal di Spanyol, karenanya ia lebih suka merekrut tentara
non-Arab. Hal ini menimbulkan gerakan bangsawan Arab menentang kebijakan sang
khalifah. Dalam pertempuran al-Khandaq dan dalam pengepungan kota Zamora,
militer Arab menderita kehancuran dan kekalahan.
Penilaian Terhadap Abdur Rahman
Abdur Rahman merupakan penguasa Umayyah terbesar di Spanyol.
Seluruh gerakan pengacau dan konflik politik dapat di atasinya sehingga negara
dapat diamankannya. Keberhasilan ini diikuti penaklukan kota Elvira, Jain,
Seville, dan kekuatan Kristen juga dipaksa menyerah kepadanya. Setelah berhasil
mengatasi problem politik dalam negeri, ia juga berhasil. menggagalkan
cita-cita Fatimiyah untuk memperluas wilayah kekuasaan di negeri Spanyol.
Pendek kata, Abdur Rahman telah menyelamatkan Spanyol dari kehancuran, baik
dari ancaman pihak dalam, maupun dari serangan pihak luar.l Abdur Rahman
ternyata tidak hanya mengamankan Spanyol dari kehancuran, namun sekaligus
menciptakan kemakmuran dan kemajuan Spanyol. Kemajuan dalam bidang perekonomian
Spanyol mendukungnya untuk melancarkan kegiatan pembangunan negeri ini. Jalan
raya dan sarana pengadaan air minum dibangunnya di seluruh penjuru negeri.
Pertanian, industri, perdagangan dan pendidikan mengalami kemajuan yang pesat
pada masa ini.
Di bawah pemerintahan khalifah Abdur Rahman III, Spanyol
mengalami kemajuan peradaban yang menakjubkan, khususnya dalani bidang seni
arsitektur. Dilaporkan bahwa Cordoba pada saat itu memiliki 300 mesjid, 100
istana yang rnegah, l3.000 gedung, dan 300 tempat pemandian umum. Ia merupakan
orang yang paling lembut dan dermawan yang pernah berkuasadi Spanyol.
Kemasyhurannya sebagai penguasa dikenal sampai di negeri Konstantinopel,
Jerman, Perancis dan Itali. Penguasa negeri-negeri ini mengirimkan duta-duta ke
istana sang khalifah. Armada laut yang di bentuk berhasil menguasai jalur
lautan tengah bersama.dengan armada Fatimiyah. Kebesarannya dapat disejajarkan
dengan Raja Akbar dari India, Umar ibn Khattab, dan Harun al rasyid. Jadi,
Abdur rahman III bukan hanya sebagai penguasa terbaik Spanyok, melainkan juga
penguasa terbaik dunia.
Hakam II (350-366 H/961-976 M)
Hakam II menggantikan kedudukan ayahnya, Abdur Rahman. Pada
masa ini pimpinan suku Navarre, yang semula telah mengakui otoritas
pemerintahan islam semasa Abdur Rahman III, berusaha melepaskan diri dengan
anggapan bahwa Hakam yang terkenal suka perdamaian dan terpelajar tersebut
tidak akan menuntut ketentuan dalam perjanjian sebelumnya, dan seandainya dia
memilih jalan perang niscaya kekuatan Hakam iidak sekuat kecakapan militer
ayahnya. Tapi ternyata bahwa Hakam membuktikan dirinya tidak hanya sebagai
orang terpelajar melainkan juga pemimpin militer yarig cakap. Sancho, pimpinan
Kristen suku Leo, dan pimpinan Kristen lainnya ditundukkan ketika melancarkan
pemberontakan.
Ia juga,mengerahkan pasukannya yang dipimpin Ghalib ke Atrika
untuk menekan kekuatan Fatimiyah. Ghalib mencapai sukses menegakkan kekuasaan
Umayyah Spanyol di Afrika Barat. Suku Berber di Maghrawa, Mikansa, dan Zenate
mengakui kepemimpinan Hakam.
Setelah berhasil mengamankan situasi politik dalam negeri,
Hakam selanjutnya menunjukkan jati dirinya dalam gerakan pendidikan. la
mengungguli seluruh penguasa sebelumnya dalam kegiatan intelektual. Ia
mengirimkan sejumlah utusan ke seluruh wilayah timur untuk membeli buku-buku
dan manuskrip, atau harus menyalinnya jika sebuah buku tidak terbeli sekalipun
dengan harga mahal untuk dibawa pulang ke Cordoba. Dalarn gerakan ini ia
berhasil mengumpulkan tidak kurang dari 100.000 buku dalam perpustakaan negara
di Cordoba. Katalog perpustakaan ini terdiri 44 jilid. Para ilmuan, filosof dan
ulama dapat secara bebas memasukinya. Untuk meningkatkan kecerdasan rakyatnya,
ia mendirikan sejumlah sekolahan di ibukota. Hasilnya, seluruh rakyat Spanyol
mengenal baca tulis. Sementara itu umat Kristen Eropa, kecuali-para pendeta,
tetap dalam kebodohan, masyarakat atasan sekalipun. Universitas Cordoba
merupakan universitas termasyhur di dunia pada saat itu. Dengan meninggalnya
Hakam pada tahun 366 H/976 M, masa kejayaan dinasti Umaiyah di Spanyol
berakhir.
Hisyam II
Hakam mewariskan kedudukannya kepada Hisyam II, anaknya yang
baru berusia sebelas tahun. Karena usianya yang terlalu belia, ibunya yang
bernama Sulthana Subh dan seorang yang bernama Muhammad ibn Abi Amir mengambil
alih kekuasaan pemerintahan. Muhammad ibn Abi Amir seorang yang sangat
ambisius. Setelah berhasil merebut jabatan perdana menteri, ia menggelari
namanya sebagai Hajib al-Manshur. Ia merekrut militer dari kalangan suku Berber
menggantikan militer Arab. Dengan kekuatan militer Berber inilah berhasil
menundukkan kekuatan Kristen di wilayah utara Spanyol, dan berhasil memperluas
pengaruh Bani Umaiyah di barat laut Afrika. Ia akhirnya memegang seluruh cabang
kekuasaan negara, sementara sang khalifah tidak lebih sebagai boneka mainannya.
Surat resmi dan maklumat negari diterbitkan atas namanya.
Hajib al-Manshur meninggal tahun 393 H/1002 M di Madinaceli.
Ia merupakan negarawan dan jenderal Arab yang terbesar di Spanyol. Ia merupakan
seorang jenderal yang paling berjasa yang pernah hidup di Spanyol. Pada masa
ini, rakyat lebih makmur daripada masa sebelumnya. Ia digantikan oleh anaknya
yang bernama al-Muzaffar yang berhasil mempertahankan kondisi ini selama enam
tahun.
Sepeninggal al-Muzaffar, Spanyol dilanda berbagai kerusuhan.
Muzaffar mewariskan jabatan Hajib kepada saudaranya yang bernama Abdur Rahman
yang mendapat julukan “Sanchol”. Ia lebih ambisius daripada pendahulunya,
lantaran ia menginginkan jabatan sebagai khalifah Cordoba.
Ketika ia sedang melancarkan ekspedisi ke wilayah utara,
timbul gerakan pemberontakan di Cardoba yang dipimpin oleh Muhammad. Sang
pemberontak berhasil menghancur pertahanan khalifah Spanyol dan menurunkan
Hisyam dari jabatan khalifah dan menduduki jabatan ini dengan gelar al-Mahdi.
Sanchol ditangkap dan dipenjarakan. Tidak lama setelah berhasil merebut jabatan
khalifah, Muhammad al-Mahdi meninggal.
Sulaiman
Muhammad al-Mahdi di gantikan tokoh Umayyah lainnya yang
bernama Sulaiman. Semenjak masa ini proses kemunduran dan kejatuhan
kekhalifahan Spanyol berlangsung secara cepat. Tidak beberapa lama Hisyam II
merebut jabatan khalifah untuk kedua kalinya. Bersamaan dengan ini Kordoba,
pusat kekhilafahan Spanyol, dilanda kekacauan politik. Akhirnya pada tahun 1013
M dewan menteri yang memerintah Cordoba menghapuskan jabatan khalifah.
Pada saat ini kekuatan muslim Spanyol terpecah dalam banyak
negara kecil di bawah pimpinan r aja-raja atau muluk al Thawaif. Tercatat lebih
tiga puluh negara kecil yang berpusat di Seville, Cordoba, Toledo dan
lain-lain.
Kekuatan Kristen wilayah utara Spanyol bergerak untuk bangkit.
Kekacauan pemerintahan pusat diilanfaatkan mereka sebaik-baiknya.Alfonso VI,
penguasa Castille yang menjabat sejak tahun 486 H/1065 M., berhasil menyatukan
tiga basis kekuatan Kristen: Castile, Leon, dan Navarre, menjadi sebuah
kekuatan militer hebat untuk menyerbu Toledo.
3). MASA DINASTI-DINASTI KECIL
Sekalipun pada masa ini kekuaran muslim Spanyol terpecah
menjadi sejumlah negara kecil, namun terdapat kekuatan yang dominan yakni
dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti
Murabithun pada mulanya merupakan gerakan keagamaan di Afrika utara yang
dipimpin oleh tokoh-tokoh agama (kiai/ulama) yang tinggal di Ribarh (sejenis
surau) yang dipimpin oleh seorang guru yang bernama Abdullah ibn’yasin. Gerakan
Ribath ini berubah menjadi gerakan militer yang melakukan gerakan ekspansi
dibawah pimpinan ibn Tasyfin yang berpusat di kota Marrakusy.
Murabithun (1086-1143 M)
Untuk menghadapi situasi kritis dari serangan orang-orang
Kristen, raja-raja kecil di Spanyol meminta bantuan Yusuf ibn Tasyfin. Pada
tahun 1086 M, ia memasuki Spanyol untuk menyatukan kerajaan-kerajaan kecil
Spanyol di dekat Saville. Dalam peperangan di Zallaqah, kekuatan gabungan ini
berhasil mengalahkan pasukan Alfonso. Kemenangan ini menjadikan Yusuf ibn Tasyfin
sebagai raja di Spanyol. Ia digantikan oleh Abul Hasan yang merupakan pengganti
Yusuf yang paling kuat. Sejumlah peperangan melawan kekuatan Kristen dapat
dimenangkannya. Raja-raja pengganti Abul Hasan tidak sekuat pendahulunya,
bersamaan dengan itu muncullah kekuatan baru, gerakan al-Muwahhidun, di Afrika
Utara.
Muwahhidun (1146-1235 M)
Al-Muwahhidun didirikan oleh ibn Tumart, berasal dari
Kawasan Sus di Afrika Utara. Ibn Tumart menamakan gerakannya dengan
al-Muwahhidun karena gerakan ini bertujuan untuk menegakkan tauhid (keesaan
Allah), menolak segala bentuk pemahaman anthropormorfism (tajsim) yang dianut
oleh Murabitun. Karena itu, semangat perjuangan lbn Tumart adalah menghancurkan
kekuatan Murabithun. Ditangan Abdul Mun’im, seorang panglima militer ibn Tumart
dan sekaligus pengganti kedudukannya, Muwahhidun berhasil memasuki Spaqyol.
Antara tahun 1114-1154 M., kota-kota muslim di Spanyol jatuh ke tangannya:
Cordoba, Almeria, dan Cranada. Abdul Mun’im digantikan oleh saudaranya yang
bernama Abu Yakub, dan kemudian tampillah Yakub sebagai penerusnya. Dalam
beberapa generasi ini Muwahhidun mengalami masa-masa kemajuan.
Setelah kematian Yakub, Muwahhidun memasuki masa
kemundurannya. Bersamaan dengan kemunduran Muwahhidun ini, pasukan salib yang
telah dikalahkan oleh Salahuddin di Palestina kembali ke Eropa dan mulai
menggalang kekuatan baru di bawah pimpinan Alfanso IX. Kekuatan Kristen ini
mengulangi serangannya ke Andalusia. Kali ini mereka berhasil mengalahkan
kekuatan muslim Muwahhidun. Setelah beberapa kali mengalami kekalahan dan terus
terdesak, akhirnya penguasa Muwahhidun meninggalkan Spanyol dan kembali ke
Afrika Utara (Marokko).
Sepeninggal Muwahhidun ini, di Spanyol timbul kembali
sejumlah kerajaan kecil. Di antara mereka yang terbesar adalah kekuatan
Muhammad ibn Yusuf ibn Nasr yang lebih terkenal sebagai “ibn Ahmar”. Ia
berhasil menegakkan sebuah kerajaannya selama lebih kurang dua abad.
Kerajaan Granada
Kerajaan Granada merupakan pertahanan terakhir muslim
Spanyol. Setelah terjadi penaklukan kota Valencia, Cordoba, Saville dan Murcea
oleh penguasa Castille yang bernama Ferdinand III, dan oleh penguasa Aragon
yang bernama Jayme I, pemerintahan muslim di Spanyol tinggal bertahan di
propinsi Granada. Bahkan penguasa Granada juga dipaksa mernbayar sejumlah upeii
kepada pemerintahan Castille. Kerajaan Granada ini didirikan oleh ibn al-Ahmar.
Sekalipun merupakan penguasa yang kuat, namun ia tidak mampu menghadapi
kekuatan pasukan Kristen yang hampir menguasai seluruh wiiayah Spanyol. Ibn
Ahmar berusaha menahan tekanan dari pemerintahan Kristen, hingga akhirnya
berhasil menjadikan Granada sebagai satu-satunya wilayah pemerintahan muslim
sampai dengan tahun 1429 M, di tengah-tengah pemerintahan raja-raja Kristen.
Semenjak abad kelima belas, Cranada mengalami kehancuran.
Persekutuan antara wilayah Aragon dan Castille melalui perkawinan Ferdinand
dengan Isabella melahirkan kekuatan besar untuk merebut kekuasaan terakhir
ummat muslim di Spanyol. Namun beberapa kali serangan mereka belum berhasil
menembus pertahanan ummat lslam.
Abul Hasan yang pada saat itu menjabat penguasa Granada
mampu mematahkan serangan mereka”. Bahkan ia menolak pembayaran upeti terhadap
pemerintahan Castille. Ketika utusan Ferdinand datang ke Granada untuk menagih
upeti, Abul Hasan menghardiknya seraya berkata: “katakan kepada penguasamu
bahwa’raja-raja Granada yang bersedia membayar upeti telah meninggal. Sekarang.
tidak ada lagi upeti, melainkan pedang. Bahkan Abul Hasan mengadakan
penyerangan dan menduduki kota Zahra. Untuk membalas dendam, Ferdinand melancarkan
serangan mendadak terhadap al-Hamra dan berhasil merebutnya. Bqnyak wanita dan
anak kecil yang berlindung di mesjid dibantai oleh pasukan Ferdinand. Jatuhnya
al-Hambra ini merupakan pertanda kejatuhan pemerintahan Granada.
Situasi pemerintahan pusat di Granada semakin kritis dengan
terjadi beberapa kali perselisihan dan perebutan kekuasaan antara Abul Hasan
dengan anaknya yang bernama Abu Abdullah. Serangan pasukan Kristen yang
berusaha memanfaatkan situasi kritis ini dapat dipatahkan oleh Zaghal, saudara
Abul Hasan. Zaghal menggantikan Abul Hasan sebagai penguasa Granada.
Zaghal berusaha mengajak Abu Abdullah menggabungkan kekuatan
dalam menghadapi musuh Kristen. Abu Abdullah menolak ajakan tersebut. Ketika
terjadi permusuhan antara Zaghal dan Abu Abdullah, pasukan Kristen melancarkan
serbuan dan berhasil menduduki Alora, Kasr-Bonela, Ronda, Malaga, Loxa dan
beberapa kota penting lainnya. Tinggal sebagian kecil yang tetap menjadi
kekuasaan Zaghal. Ferdinand kembali melancarkan serangan untuk menghabisi
sisa-sisa kekuatan Zaghal, hingga Zaghal menyerah, akhirnya melarikan diri ke
Afrika.
Satu-satu kekuatan muslim berada di kota Cranada dipimpin
oleh Abu Abdullah. Dalam serangan besar-besar, pasukan Ferdinand berhasil
menghancurkan pasukan Cranada yang dipimpin oleh Abu Abdullah bersama
panglimanya, Musa. Sang raja dipaksa menyampaikan sumpa setia kepada Ferdinand,
dan bersedia melepaskan harta kekayaan ummat muslim, dengan syarat bahwa ummat
muslim diberi hak hidup dan kebebasan beragama. Peralihan kekuasaan ummat lslam
oleh Ferdinandterjadi pada tanggal 3 Januari 1492 M.
Tidak lama kemudian Ferdinand mengeluarkan sebuah dekrit
dimana ummat lslam harus memilih dua alternatif, bersedia dibaptis sebagai
pemeluk Kristen, atau keluar dari Spanyol. Sebagian muslim Spanyol bersedia
memeluk agama Kristen daripada harus meninggalkan tanah airnya, sedang sebagian
lainnya tetap bertahan dalam keyakinan islam sekalipun harus menderita siksaan
dan pengusiran dari negeri Spanyol. Kebanyakan mereka berpindah ke Maroko,
Mesir, dan Turki. Pasukan Kristen tidak hanya berbuat kejam terhadap ummat
tslam Spanyol, mereka juga membakar sejumlah besar manuskrip Arab.
Ummat muslim yang dipaksa berpindah ke agama Kristen
sesungguhnya hanya dalam lahirnya saja, selang hati dan jiwa mereka tidak
rnampu dibaptiskan. Mereka dipaksa melakukan peribadatan dan tata cara beragama
Kristen. Dengan cara demikian anak dan generasi mereka menjadi Kristen.
Jatuhnya kota-kota muslim ke tangan Kristen Spanyol berarti
lenyapnya pusat peradaban, singgasana ilmu pengetahuan dan singgasana para
ilmuan muslim di Spanyol. Umat Kristen Spanyol muncul ibarat rembulan dengan
cahaya yang maya. Maka semenjak saat itu kemuraman umat Islam menyelimuti
Spanyol.
Peta Spanyol dan Portugal kini[6]:
BAB IV
PENUTUP
Dari berbagai hal mengenai dinasti Umayyah II mulai dari
berdirinya sampai kepada masa kejayaan dan kemundurannya, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Ada pun decay dari dinasti Umayyah II yang dapat diamati
ialah:
1. Konsep penetrasi yang digunakan oleh
Abdurrahman I yaitu suatu proses yang mempengaruhi orang-orang di suatu tempat
yang asing ketika dia berada di tempat asing agar orang-orang setempat
mendukung kegiatan yang dia lakukan.
2. Konsep kongsi pecah yang
maksudnya ialah tidak adanya kerukunan di antara pemerintahan, misalnya
gubernur dan wakil gubernur saling bersikutan dan berebut kedudukan, kakak dan
adik saling berselisih demi mendapatkan kekuasaan.
3. Konsep monarki absolut
maksudnya pemerintahannya bersifat monarki atau turun temurun dalam memegang
tonggak pemerintahan dan mutlak sehingga tidak dapat diganggu gugat.
4. Konsep otorited yang berarti
sewenang-wenang dan sekehendak penguasa dalam memerintah sehingga banyak yang
mematuhi.
[1]
Didin Saefuddin
Bukhori.Sejarah Politik Islam.Jakarta:Pusaka Intermasa.119
[2]
Badri Yatim.Sejarah
Peradaban Islam.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.87
[3]
N. Abbas Wahid dan Suratno.Khazanah
Sejarah Kebudayaan Islam.kelas XII Madrasah Aliyah.Solo:Tiga Serangkai.53
[4] Renaissance berasal dari bahasa Latin yaitu
kata Re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Secara bebas kata Renaissance
dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad modern
yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru.
[5]
K. Ali.Sejarah
Islam dari Awal sampai Runtuhnya Dinasti Usmani (Tarikh Pramodern).Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada.453
Izin copes yang mas
ReplyDeleteMoga banyak mannfaat