Tuesday, April 30, 2013

Dikala Mulut Tak Lagi Bicara



اليَوْمَ نَخْتِمُ عَلى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُناَ أَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَـانُوْا يَكْسِبُوْنَ
“pada hari itu Kami menutup mulut mereka; dan bercakap kepada Kami tangan mereka, dan memberi kesaksian kaki mereka menyangkut apa yang dahulu mereka lakukan.” (yaasin: 65)
Ahmad Musthafa al-Maraghiy berpendapat bahwa pada hari itu, orang-orang kafir itu mengingkari kejahatan-kejahatan dan dosa-dosa yang pernah mereka lakukan di dunia dan mereka bersumpah bahwa mereka tak pernah melakukan hal itu, sebagaimana diceritakan Allah SWT mengenai mereka, yaitu seperti kada mereka:
والله ربّنا ما كنّا مشركين
“demi Allah Tuhan kami, tidaklah kami mempersekutukan Allah.” (al-An’am: 23)
Maka Allah pun menutup mulut mereka sehingga tidak dapat berbicara sepatah katapun, lalu anggota-anggota tubuh mereka berbicara dan memberikan kesaksian tentang apa yang pernah mereka lakukan tanpa ada yang berbohong.
Disini perkataan dinisbatkan kepada tangan, sedangkan kesaksian dinisbatkan kepada kaki karena tangan memang mempunyai keahlian yang lebih unggul dalam melakukan perbuatan-perbuatan. Oleh karena itu sering kali amal perbuatan dinisbatkan kepada tangan, seperti firman Allah SWT:
يوم ينظر المرء ما قدّمت يداه
“pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya.” (an-Naba’: 40)
وما عملت أيديهم
“…dan dari apa yang diusahakan oleh tangan  mereka.” (Yaasin: 35)
Dan firman Allah pula:
بما كسبت أيدى النّاس
“…disebabkan karena perbuatan tangan manusia.” (ar-Ruum:4)
Sedangkan kaki tidaklah demikian, karena sebagai saksi dia lebih tepat, karena ia seumpama orang asing terhadap tangan.
Sedangkan Quray Syihab berpendapat dalam Tafsir al-Mishbah karangan beliau pada hari itu Kami yakni Allah SWT. Menutup mulut mereka  sehingga mulut itu terdiam tidak dapat berbohong bahkan tidak dapat berbicara;  dan bercakap kepada Kami tangan mereka  mengakui dan menyaksikan kedurhakaan yang pernah diperbuat pelakunya melalui tangan itu dan  bercakap juga serta  memberi kesaksian kaki mereka atas dosa-dosa yang pernah dikerjakannya. Demikian juga semua bagian dari totalitas diri manusia, seperti mata, telinga dan hati, -semua tampil- mengaku dan bersaksi menyangkut apa yang dahulu mereka selalu lakukan.
Pada ayat di atas terdapat ihtibak yaitu tidak disebutkan kesaksian tangan karena kaki telah disebut, dan tidak disebut percakapan kaki, karena percakapan tangan telah disebut. Ini salah satu gaya bahasa al-Qur’an guna mempersingkat redaksi.
Al-Biqa’I berpendapat bahwa ditutupnya mulut mereka, karena di akhirat nanti masih ada yang terbawa kebiasaan berbohong, berbeda dnegna anggota badan lainnya. Pendapat ini sejalan juga dnegna pendapat Thabathaba’I dan Ibn Asyur menyangkut terbawanya kebiasaan manusia dalam kehidupan akhirat kelak.
Ayat di atas hanya menyebutkan tangan dan kaki manusia, dalam menyampaikan pengakuan dan kesaksia. Dalam QS. Fushishilat: 20 dinyatakan bahwa pendengaran dan penglihatan, serta kulit pun akan dimintai pertanggung jawabannya. Di sana Allah berfirman:
حتّى إذا ما جاءوها شهد عليهم سمعهم وأبصارهم وجلودهم بما كانوا يعملون
“sehingga apabila mereka sampai kesana (neraka), pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.”
 Dalam QS. al-Israa’: 36 disebutkan dianatara lain hati yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Jika demikian, maka yang disebut oleh ayat pada surah ini. Hanyalah contoh dari tampilannya seluruh bagian dari diri manusia untuk mengakui kesalahan dan dosanya.
Dalam satu riwayat bahwa di hari Kemudian nanti, seseorang akan berkata: “Tuhan, bukankah Engkau telah melindungiku dari penganiayaan?” Allah berfirman: “Benar.” Maka orang itu melanjutkan: “Jika demikian, aku tidak mereka puas kecuali sendiri – pada hari ini menjadi saksi, serta malaikat-malaikat mulia penulis-penulis (amalanmu) yang juga menjadi saksi.” Ketika itu ditutuplah mulutnya dan diperintahkan kepada anggota tubuhnya: “berucaplah”; maka masing-masing mengucapkan amal-amalnya. Lalu ia diminta berbicara, maka ia berucap: “Kutukan bagi kamu (hai anggota tubuhku), engkau tadinya kuharapkan membelaku.” (HR. Muslim, Ibn Hibban, Abu Ya’la melalui Anas Ibn Malik).
Dari berbagai pendapat dan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelak pada hari itu mulut tak lagi berbicara, sedangkan yang menjadi saksi anggota tubuh, mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang telah dikerjakan selama masih hidup.
Pesan penulis, dikala kita melakukan perbuatan yang menyimpang, seperti mencuri, merampok, membunuh, korupsi dan sebagainya. Maka anggota tubuhlah yang berbicara yakni menjadi saksi atas perbuatan yang dilakukan sema hidup. Tidaklah Allah menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia agar semuanya dipertanggungjawabkan.

Emoticon Ini Tidak Untuk Komentar Lewat Facebook.Copas Kode Pada Komentar Mu....
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i:
:j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r:
:s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z: :ab:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Mohon maaf apabila terdapat komentar yang sesuai kriteria di bawah ini akan dihapus, demi kenyamanan bersama

1. Komentar berbau pornografi, sara, dan menyinggung.
2. Mencantumkan link hidup.
3. Mengandung SPAM.
4. Mempromosikan Iklan.

Terima kasih atas perhatiannya.