apakah dia kaya, tampan, dari keturunan yang terpandang atau yang lainnya?
Zaman sekarang marak sekali terjadi korupsi yang disebabkan oleh para pemimpin kita yang tidak adil, tidak bertanggung jawab, tidak memegang amanah yang diberikan kepadanya.
Diharapkan sosok pemimpin dambaan umat ialah pemimpin yang berkarakter, taat kepada agamanya, tunduk terhadap perintah Allah swt, bertanggung jawab, amanah terhadap tugas yang emban, cerdas dalam memecahkan masalah, dapat dipercaya umatnya, tegas terhadap kebathilan (kejahatan), dan mampu mendisiplinkan bawahan.
Kali ini penulis berbagi cerita salah satu sosok pemimpin umat islam, pemimpin yang menggantikan kedudukan Nabi Muhammad saw setelah beliau wafat, ialah Khalifah Abu Bakar ra.
diceritakan ketika suatu saat putra Khalifah Abu Bakar ra. datang dengan menangis sepulang dari
bersekolah. Khalifah Abu Bakar yang merupakan Gubernur Mekkah saat itu
segera menanyakan kenapa putranya menangis.
“Wahai Putraku, kenapa dirimu menangis?”
“Wahai Ayah, bajuku robek aku malu dengan teman-temanku”, jawab anaknya sambil menunjukkan bajunya yang robek. Khalifah Abu Bakar yang senantiasa hidup sederhana meski menjadi Gubernur berfikir karena beliau tidak memiliki uang untuk membelikan anaknya baju baru.
“Wahai Ayah, bajuku robek aku malu dengan teman-temanku”, jawab anaknya sambil menunjukkan bajunya yang robek. Khalifah Abu Bakar yang senantiasa hidup sederhana meski menjadi Gubernur berfikir karena beliau tidak memiliki uang untuk membelikan anaknya baju baru.
Akhirnya Khalifah Abu Bakar berkata,” Baiklah anakku, aku akan
meminjam ke Bendahara Negara untuk membelikanmu baju baru dan akan
kubayar bulan depan”. Setelah itu Abu Bakar ra. menuliskan surat kepada
Bendahara Negara dan memberikannya kepada anaknya, “Antarkan surat ini
kepada Bendahara Negara, anakku.
Putra Abu Bakar segera bergegas ke rumah Bendahara Negara dengan
membawa surat dari ayahnya. Beberapa waktu kemudian sang anak kembali
dengan membawa surat dari Bendahara Negara. Kemudian surat itu dibuka
oleh Abu bakar, yang isinya..
“Wahai Hamba Allah, siapakah yang menjamin dirimu akan tetap hidup bulan depan untuk membayar hutangmu? Sementara ajal adalah urusan Allah SWT” . Seketika itu pula Abu Bakar menangis dan terduduk lemas gemetar membaca surat itu. Sambil menangis Abu Bakar berkata pada anaknya,” Tunggulah bulan depan anakku, aku akan membelikanmu baju baru”.
“Wahai Hamba Allah, siapakah yang menjamin dirimu akan tetap hidup bulan depan untuk membayar hutangmu? Sementara ajal adalah urusan Allah SWT” . Seketika itu pula Abu Bakar menangis dan terduduk lemas gemetar membaca surat itu. Sambil menangis Abu Bakar berkata pada anaknya,” Tunggulah bulan depan anakku, aku akan membelikanmu baju baru”.
Dari kisah diatas dapat ditarik dua kesimpulkan pertama betapa tidak mampunya seorang pemimpin untuk membelikan baju kepada anaknya sendiri, tidak seperti zaman sekarang pemimpin maupun pejabat sesuka hati memilih pakaian yang digunakan, jangankan membeli selembar baju seluruh toko yang ada dimall pun dapat mereka beli. berbeda sekali dengan Khalifah Abu Bakar ra.
kesimpulan kedua ialah larangan untuk berhutang. penulis menyarankan agar dihindari berhutang karena dapat menyusahkan dikemudian hari, kalaupun terpaksa diperbolehkan dan tidak diulangi dikemudia hari.