Telah
dipresentasikan dalam mata kuliah telaah materi SKI dan direfisi oleh:
Muhammad Lutfiansyori
Yulita Ulandari
Mahasiswa STAIN Palangkaraya angkatan 2009
untuk mengunduh file dalam bentuk power point dapat klik disini
diedit oleh Arief Rahman
Muhammad Lutfiansyori
Yulita Ulandari
Mahasiswa STAIN Palangkaraya angkatan 2009
untuk mengunduh file dalam bentuk power point dapat klik disini
diedit oleh Arief Rahman
PEMBAHASAN
A.
Mustafa Kemal Attatarurk
1. Biografi Mustafa kemal Attatarurk
Mustafa
Kemal Attatarurk lahir pada tanggal 12 Maret 1881 Tesalonika (sekarang Yunani).
Ayahnya (wafat) saat ia berusia 7 tahun, ayahnya Ali Riza seorang pegawai
rendahan disalah satu kantor pemerintah, ibunya bernama Zubayde Hanim, wanita
yang sangat sederhana, buta huruf tetapi sangat taat beribadah dan berharap
anaknya akan menjadi seorang fukaha.
Ketika
remaja Kemal dikenal sebagai pemberontak yang tidak taat pada segala bentuk
peraturan. Pada usia 12 tahun ia masuk sekolah militer selonika dengan biaya
pendidikan ditanggung negara. Di sekolah ini ia menunjukan prestasi akademiknya
dengan baik sehingga dijuluki Kemal yang artinya kesempurnaan dan dipromosikan
sebagai staf pengajar dikampusnya, pada tahun 1905 diangkat sebagai kapten.
2.
Pemikiran
Pemikiran Mustafa Kemal Attatarurk
Mustafa
Kemal menentang pemerintahan Sultan Hamid II yang dinilai telah memberangus
segala pemikiran liberal dan menyalahkan islam yang telah membuat Turki
terbelakang. Ia menyebarkan kebencian terhadap syariat yang dianggap kolot.
Pada tanggal 3 Maret 1924 ia mengajukan
undang-undang yang menhapus sistem khalifah islam dan mendirikan Negara Turki
Sekuler.
Pada
tanggal 29 Oktober 1923 berdirilah Negara Republik Turki dengan presiden
pertamanya adalah Mustafa Kemal Attatarurk . Ia dibantu oleh Ismet Isnonu
(Ismet Pasha) sebagai Perdana menterinya. Ia memerintah secara diktator dan tidak
mengizinkan oposisi, hanya ada satu partai yaitu Partai Rakyat bentukan Mustafa
Kemal Attatarurk. Pembanguna kebudayaan harus berdasarkan pada kemalisme, yakni
pembangunan kebudayaan harus berdasarkan kemerdekaan.
Mustafa
Kemal menyatakan keinginannya untuk membangun Turki menjadi negara yang kecil
tapi kompak, sejahtera, modern dan dihormati negara lain. Sekulerisme Mustafa Kemal
diawali dengan mengeliminasi segala hal
yang berbau islam dan menggantinya dengan sistem pemerintahan barat.
Kebijakan politik dalam negeri antara lain :
Kebijakan politik dalam negeri antara lain :
a) Menetapkan undang- undang dasar, antara
lain :
(1) Undang –undang tentang penyatuan
(sekularisasi) pendidikan pada 3 Maret 1924.
(2) Undang –undang tentang penutup kepala
(penghapusan jilbab dan kerudung) pada 26 Nopember 1925.
(3) Undang –undang tentang pengambilan dan
pemakaian alphabet (latin) sebagai abjad resmi turki serta pelarangan tulisan
arab pada nomor 1 Nopember 1928.
(4) Undang –undang larang memekai busana
tradisional pada 3 desember 1934.
(5) Perkawinan sipil diharuskan dan poligami
dilarang, perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki.
(6) Setiap orang diharuskan mempunyai nama
keluarga seperti orang barat.
b) Lima tahun pertama pemerintahannya
difokuskan pada kegiatan industri dan pertanian.
c) Memperkuat dan memodemisasi militer.
d) Menetapkan Ankara sebagai ibukota negara
Turki.
Kebijakan politik luar negeri antara lain :
Kebijakan politik luar negeri antara lain :
1) Membuat Kesepakatan Balkan Pact (9
Pebuari 1934).
Yaitu
kesepakatan antara Turki, Yunani, Rumania dan Yugoslaviauntuk saling
menghormati batas- batas negara anggota Balkan Pact dan bersatu untuk menjamin
ketenangan bersama.
2) Perjanjian non- Agresi (9 juli
1937).
Perjanjian untuk
tidak salinng menyerang antara Turki, Irak, Iran dan Afganistan.
B.
Muhamad Iqbal
1. Biografi Muhamad Iqbal
Muhamad
Iqbal lahir pada tanggal 22 Pebuari 1873 di sialkot, Punjab. Wafat pada tanggal
pada 21 April 1938 di Lahore. Muhamad Iqbal adalah seporang penyair, filosofofi
dan pembaharu islam awal abad 20. Ia berasal dari keturunan Brahmana Kashmir
yang telah masuk Islam 3 abad sebelum ia lahir. Ayahnya bernama Nur Muhamad
Iqbal menghafal Al quran. Jiwa keagamaannya yang teguh, kecenderungan spiritual
ayahnya sangat berpengaruh pada perilakunya. Muhamad Iqbal dikenal sebagai
intelektual muslim yang sangat berpengaruh diindia, terutama dalam memprakarsai
berdirinya negara pakistan.
Ia
memperoleh pendidikan pertamanya di Muray Cillege Sialkot, atas dorongan
gurunya Sayid Mir Hassan, ia melanjutkan pendidikannya sehingga memperoleh
gelar Master
of Art (MA). Atas dorongan Ser Thomas Arnold (seorang orientalls), ia
melanjutkan di Tinity College University of Cambridge mengambil bidang
filsafat. Ia juga kuliah di Lincolln in London, kemudian ke jerman memperdalam
ilmu filsafat di universitas Munchen
hingga memperoleh gelar PhD ( Doctor of Philossophy) dengan judul disertasinya
“The Development of Methaphisics in
Persia ( Perkembangan Metafisika Di Persia)”.
Selama
di Berlin ia mempelajari watak dan karakteristik orang eropa, kesimpulannya
bahwa, “Kesulitan dan pertentangan disebabkan oleh sifat-sifat individualistis
dan egoistis yang berlebihan serta pandangan nasionalisme yang sempit” akan
tetapi ia juga mengagumisifat dinamikaoarang Barat yang tidak kenal putus
asadan dinamis.
a) Pemikiran –pemikiran Muhamad Iqbal (
tentang Dinamika Islam dan Filsafat Diri)
Menurt
Muhamad Iqbal ada tiga hal yang menyebabkan kemunduran umat islam :
1) Hancurnya pemerintahan dan peradaban
islam di Bagdad.
2) Adanya paham fatalisme atau pasrah atas
nasibnya dan tidak mau berusaha dan bekerja keras.
3) Adanya sikap jemud (atatis) dalam
pemikiran umat islam, sehingga umat islam tidak
bisa berkembang.
Solusi
yang ditawarkan Muhamad Iqbal:
1) Perlu mengembangkan sifat ijtihad dan
pemahaman dinamisme islam.
2) Perlu adanya negara tersendiri bagi umat
islam di India yang terpisah dengan Hindu.ide ini menjadikan Muhamad Iqbal
dijuluki bapak pakistan.
Menurut
Muhamad Iqbal, ijtihad dan paham dinamisme islam adalah hukum islam tidak
bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembngan zaman.
Menurut Muhamad Iqbal,ijtihad adalah segala upaya untuk mencurahkan segenap
kemampuan intelektual dan menempatkan akal pada kedudukan yang tinggi.
Dalam
jihad terdapat aspek perubahan yang mengandung dinamika kehidupan umat manusia,
bahkan alam semesta.paham dinamisme islam yang ditonjolkan, inilah yang membuat
Muhamad Iqbal mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan India.
Dengan
munculnya tokoh- tokoh pembaruan tersebut umat islam terdorong untuk bangkit
dan bersama- sama membangun, mengejar ketertinggalan hingga sampai ke penjuru
dunia, terytama umat islam yang hidup di benua Asia da Afrika
Paparan Materi
A. Mustafa Kemal Attaturk
1.
Biografi dan Peranan Mustafa Kemal Attaturk Bidang
Politik
Seorang pemimpin Turki baru, yang
menyelamatkan kerajaan Usmani dari kehancuran total yang disebabkan penjajahan
Eropa. Ialah pencipta Turki modern dan atas jasa-jasanya, ia mendapat gelar
Attaturk ( Bapak Turki ). Beliau Mustafa Kemal Ataturk lahir di Salonika pada
tahun 1881. Orang tuanya bernama Ali Riza seorang pegawai biasa disalah satu
kantor pemerintah di kota itu, sedangkan ibunya bernama Zubayde, seorang wanita
yang amat dalam perasaan keagamaannya.
Pada mulanya
Mustafa, atas desakan ibunya dimasukkan di Madrasah, tetapi karena tidak merasa
senang belajar di sana, ia selalu melawan guru. Ia kemudian dimasukkan orang
tuanya ke sekolah dasar modern di Salonika. Dalam usia empat belas tahun ia
tamat belajar disekolah ini dan meneruskan pelajaran pada sekolah latihan
militer di kota Monastir dan pada 13 Maret 1899 ia masuk ke sekolah ilmu militer
di Istambul sebagai kadet pasukan infanteri. Tahun 1902 ia ditunjuk menjadi
salah satu staf pengajar dan pada bulan Januari 1905 ia lulus dengan pangkat
kapten.
Semasih belajar, Mustafa Kemal sudah
mulai kenal dengan politik melalui seorang temannya bernama Ali Fethi. Atas
dorongan sahabatnya ini beliau memperkuat dan memperdalam pengetahuan tentang
bahasa Perancis, sehingga ia dapat membaca kerangka filosof-filosof Perancis
seperti Roussean, Voltaire, Agusti Conte, Montesquien, dll. Di samping itu sejarah
dan sastra juga menarik perhatiannya.
Masa studi
Mustafa Kemal di Istanbul adalah masa meluasnya tantangan terhadap kekuasaan
absolut Sultan Abdul Hamid dan masa pembentukan perkumpulan-perkumpulan rahasia
bukan di kalangan politisi saja, tetapi juga di kalangan pemuda di
sekolah-sekolah militer. Mustafa dan teman-temannya pernah membentuk suatu
komite rahasia dan menerbitkan surat kabar tulisan tangan yang mendukung kritik
terhadap pemerintahan Sulthan. Sesudah selesai studi, beliau tidak meninggalkan
kegiatan politik sehingga beliau akhirnya bersama dengan beberapa teman
ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara untuk beberapa bulan. Kemudian mereka
dibebaskan, tetapi diasingkan ke luar Istambul. Beliau sendiri dan bersama
seorang sahabatnya Ali Puad diasingkan ke Suria.
Di Damaskus ia juga tidak melepaskan
diri dari kegiatan politik, dan selalu mengadakan perjumpaan dengan pemuka -
pemuka yang dibuang di kota ini. Di tahun 1906 mereka membentuk perkumpulan
Vatan ( tanah air ). Mustafa Kemal dalam kedudukannya sebagai perwira yang
dapat berkunjung ke kota - kota lain, memberi bantuan dalam membentuk
cabang-cabang di Yaffa, Yerusalem, dan Beirut. Kemudian dia melihat bahwa di
daerah ini revolusi Turki tidak akan bias muncul, karena penduduknya berbangsa
Arab dan juga karena terletak agak jauh dari Istambul tempat yang strategis
ialah Salonika. Cuti sakit yang diperolehnya, ia pakai untuk berkunjung ke kota
tempat ia lahir itu. Di sana ia berhasil membentuk cabang dari perkumpulan yang
didirikan di Damsyik. Namanya di robah menjadi vatar Ve Hurriyet ( tanah air
kemerdekaan )
Di tahun 1907 ia dipindahkan ke
Salonika untuk bekerja di satf umum. Dalam pada itu perkumpulan persatuan dan
kemajuan telah dibentuk dan berpusat di kota ini. Perkumpulan baru itu lebih
besar pengaruhnya dari perkumpulan Vatar ve Hurriyet. Mustafa Kemal melihat
tidak ada jalan lain baginya kecuali turut menggabungkan diri dalam gerakan
persatuan dan kemajuan. Dalam Revolusi 1908 ia tidak mempunyai peranan, karena
tidak dapat menandingi pemimpin-pemimpin senior seperti Enver, Talat, Jemal dan
lain-lain.
Di Konferensi perkumpulan persatuan
dan kemajuan yang diadakan di Salomika, Mustafa Kemal mengeluarkan pendapatnya
tentang partai dan tentara, yang keduanya telah bergabung menjadi satu dalam
perkumpulan tersebut. Keadaan seperti ini, menurut Mustafa Kemal ) tidak
menguntungkan bagi perjuangan. Agar Negara dan konstitusi dapat dipertahankan,
demikian ia menjelaskan, diperlukan tentara yang kuat disatu pihak dan partai
yang kuat dipihak lain. Perwira yang harus tunduk kepada kedua kepala akan
menjadi prajurit yang tidak baik dan sekaligus juga politikus yang tidak baik.
Ia akan mengabaikan-mengabaikan kewajiban-kewajiban militernya dan mudahlah
musuh mengadakan gerakan perleawanan, seperti yang diadakan oleh Sultan Abdul
Hamid.
Dalam pada itu hubungannya dengan
rakyat terputus dan terjadilah kekacauan politik dan selanjutnya timbullah
perasaan tidak senang dikalangan rakyat. Perwira disuruh memilih, tinggal dalam
partai dan keluar dari tentara, atau tinggal dalam tentara dan keluar dari
partai. Selanjutnya harus dikeluarkan Undang - Undang yang melarang perwira
yang menjadi anggota Partai. Pendapatnya ini kurang mendapat sambutan dari
konferensi.
Ia dengan temannya Ali Fethi tidak
setuju dengan politik Enver, Talat dan Jemal dan tidak segan mengeluarkan
kritik terhadap ketiga pemimpin itu. Akhirnya di tahun 1913 Fethi dibuang ke
Sofia sebagai Duta dan Mustafa Kemal ikut sebagai Attase Militer. Disinilah
Mustafa Kemal berkenalan langsung dengan peradaban Barat yang amat menarik
perhatiannya, terutama pemerintahan parlement. Setelah perang dunia I pecah ia
dipanggil kembali untuk menjadi panglima Divisi 19.
Sehabis perang dunia I ia diangkat
menjadi panglima dari semua pasukan yang ada di Turki Selatan. Izmir telah
jatuh dan Sanyrna telah diduduki tentara sekutu, dan kewajiban Mustafa Kemal
kembali membebaskan daerah itu dari kekuasaan asing dengan mendapat sokongan
dari rakyat yang telah mulai membentuk gerakan-gerakan membela tanah air, ia akhirnya
dapat memukul musuh mundur dan menyelamatkan daerah Turki dari penjajahan
asing.
Dengan
teman-temannya dari pimpinan nasionalis lain Ali Paud dan Refat, ia dalam itu
mulai menantang pemerintah yang datang dari Sultan Istambul, karena perintah
itu banyak bertentangan dengan kepentingan nasional Turki. Sulthan di Istambul
telah berada di bawah kekuasaan sekutu dan harus menyesuaikan diri dengan
kehendak mereka.
Mustafa Kemal melihat perlunya
diadakan pemerintahan tandingan di Anatolia. Segera ia dengan rekan - rekannya
tersebut di atas mengeluarkan maklumat yang berisi pernyataan - pernyataan
berikut :
·
Kemerdekaan tanah air sedang dalam
keadaan bahaya
·
Pemerintah di ibu kota terletak di
bawah kekuasaan sekutu dan oleh karena itu tidak dapat menjalankan tugas.
·
Rakyat Turki harus berusaha sendiri
untuk membebaskan tanah air dari kekuasaan asing.
·
Gerakan – gerakan pembela tanah air
yang telah ada harus dikoordinir oleh suatu panitia nasional pusat.
·
Untuk itu perlu diadakan kongres[1]
Dengan tersiarnya pengumuman ini,
Musatafa Kemal diperintahkan dating ke Istanbul, tetapi ia menolak sehingga ia
dipecat dari jabatannya sebagai panglima. Musatafa Kema keluar dari dinas
tentara dan ia diangkat oleh perkumpulan pembela Hak-hak Rakyat cabang Erzurum
sabagai ketua.
Kongres yang diadakan
pertama kali di Erjurum menghasilkan untuk membela serta mempertahankan
dan keutuhan tanah air dan mengadakan rapat Majlis Nasionla dalam waktu
singkat. Kongres kedua diadakan di Sivas dan di sini diputuskan Turki harus
bebas dan merdeka dan selanjutnya dibentuk Komite Perwakilan Rakyat. Mustafa
Kemal dipu dipilih sebagai ketua. Dalam
pada itu, juga diadakan pemilihan untuk Parlemen di Istanbul dan golongan
nasionalis memperoleh mayoritas. Namun Parlemen tidak dapat bekerja kerena selalu
mendapat intervensi dari kalangan sekutu-sekutu dan akhirnya menunda pengadaan
rapat sampai waktu tidak tertentu. Banyak dari anggotanya menggabungkan diri dengan
Mustafa kemal di Anotia. Atas usaha
Mustafa Kemal dan teman - temannya dapat dibentuk Majelis Nasional Agung di
tahun 1920. dalam sidang di Angkara, yang kemudian menjadi ibu kota Republik
Turki, Dalam sidang itu diambil anatara
lain keputusan-keputusan berikut.
·
Kekuasaan tertinggi terletak ditangan rakyat Turki
·
Majelis Nasional Agung merupakan Perwakilan Rakyat tertinggi
·
Majelis Nasional Agung bertugas sebagai badan legislative
dan badan eksekutif
·
Majelis Negara yang anggotanya dipilih dari majelis Nasional
Agung akan menjalankan tugas pemerintah
·
Ketua Majelis Nasional Agung merangkap sebatas Ketua Majlis
Negara
Demikianlah,
Mustafa Kemal dan teman-temannya dari golongan nasionalis bergerak dan dengan
perlahan - lahan dapat menguasai situasi sehingga akhirnya sekutu terpaksa
mengakui mereka sebagai penguasa di Turki. Pada tanggal 23 Juli 1923 ditanda
tangani perjanjian lausanne dan pemerintahan Mustafa Kemal mendapat pengakuan
internasional[2].
Di
dalam sidang Majlis Nasional Agung yang diadakan ditahun 1992, Mustafa kemal
menjelaskan bahwa jabatan Khalifah dan jabatan Sultan dalam sejarah terpisah,
dalam arti dipegang oleh dua orang, Khalifah di Bagdad dan Sultan di
daerah. Oleh Karen itu tidak ada
salahnya kalau kedua jabatan yang dipegang oleh Raja Turki dipisahkan. Usul
penghapusan jabatan Sultan diterima majlis Nasional Agung dan Raja Turki dengan
demkian hanya memegang jabatan Khalifah dipertahankan. Usul penghapusan jabatan
Khalifah yang tidak mempunyai kekuasaan duniawi, tetapi hanya kekuasaan
spiritual.
Kemudian
timbul persoalan bentuk Negara yang telah berubah organisasinya. Golongan Islam
mempertahankan Khalifah dan golongan nasionalis menghendaki bentuk Republik.
Melihat pada konstitusi 1921 yang didalamnya ditegaskan bahwa kedaulatan
terletak di tangan rakyat, bemtuk Negara baru ini harus Republik. Pada bulan
Oktober 1923, Majlis Nasional Agung, sungguhpun ada suara-suara tidak setuju
dari golongan Islam, mengambil keputusan bahwa Turki adalah Negara Republik.
Tetapi sebagai imbalan, usulan golongan Islam di tambah satu artikel yang
mengatakan agama Negara Republik Turki adalah Islam.
Mustafa
Kemal melihat bahwa jabatan Khalifah juga harus dihapuskan dan soal ini
dibicarakan oleh Majlis Nasional Agung di bulan Februari 1924. Perdebatan
berjalan dengan sengit. Tetapi akihrnya pada tanggal 3 Maret 1924, suara di
Majlis memutuskan penghapusan jabatan Khalifah. Khalifah Abdul Majid
diperintahkan untuk meninggalkan Turki, dan ia bersama kelurganya pergi ke
Swiss.
Dengan
demikian gambaran bahwa di Republik Turki ada kepala Negara terhapus, tetapi
sungguhpun demikian ide kedaulatan rakyat belum mempunyai gambaran jelas,
karena artikel 2 dari konstitusi masih tetap ada, yaitu agama Negara ada, yaitu agama Negara adalah Islam. Ini
mengandung arti bahwa kedaulatan bukan sepenuhnya terletak di tangan rakyat,
tetapi pada syariat. Oleh karena itu Mustafa Kemal selanjutnya ialah
menghilangkan Artikel 2 dari Konstitusi 1921. Ini terjadi di tahun 1928. Negara
tidak ada lagi hubungannya dengan agama. Sembilan tahun kemudian, yaitu sesudah
prinsip sekularisme dimasukkan ke dalam Konstitusi di tahun 1937, barulah
Republik Turki dengan resmi menjadi negara sekuler[3].
2.
Pemikiran Mustafa Kemal Attaturk
Prinsip
Pemikiran Pembaruan Mustafa Kemal di awali ketika ia ditugaskan sebagai attase
militer pada tahun 1913 di Sofia. Dari sinilah ia berkenalan dengan peradaban
Barat, terutama sistem parlementernya. Adapun prinsip pemikiran pembaharuan
Turki yang kemudian menjadi corak ideologinya terdiri dari tiga unsur, yakni : nasionalisme,
sekularisme dan westernisme. Mempersoalkan tiga unsur dalam prinsip
pemikiran pembaruan Turki Mustafa Kemal di atas, penulis mengulasnya sebagai
berikut
pertama,
unsur nasionalisme dalam pemikiran Mustafa Kemal yang terbatas daerah
geografinya dan bukan ide nasionalisme yang luas. Di dalam Piagam Nasional tahun 1920, disebut antara lain bahwa Turki
melepaskan tuntutan territorial terhadap daerah-daerah yang dahulu terletak di
bawah Kerajaan Usmani kecuali daearah yang didalamnya terdapat mayoritas Turki.
Di dalam salah satu pidato Musatafa Kemal menjelaskan bahwa kaum nasionalis
akan bekerja hanya dalam lingkunga daerah territorial Turki untuk kebahagian
dan kesejahteraan rakyat Turki. Kesadaran nasional yang sudah timbul di zaman
Turki Muda, di masa sesudah perang diperkuat oleh politik Barat untuk menguasai
daerah Turki. Timbullah kesadaran bahwa kemerdakaan tanah air sedang dalam
bahaya, dan harus dipertahankan dan diperjuangkan. Hal inilah yang menimbulkan
organisasi-organisasi pembela kemerdekaan di Anatolia[4]
unsur
nasionalisme dalam pemikiran Mustafa Kemal diilhami oleh Ziya Gokalp
(1875-1924) yang meresmikan kultur rakyat Turki dan menyerukan reformasi Islam
untuk menjadikan Islam sebagai ekspresi dari etos Turki. Dalam koridor
pemahaman Mustafa Kemal, Islam yang berkembang di Turki adalah Islam yang telah
dipribumikan ke dalam budaya Turki. Oleh karenanya, ia berkeyakinan bahwa Islam
pun dapat diselaraskan dengan dunia modern. Turut campurnya Islam dalam segala
lapangan kehidupan akan membawa kemunduran pada bangsa dan agama. Atas dasar
itu, agama harus dipisahkan dari negara. Islam tidak perlu menghalangi adopsi
Turki sepenuhnya terhadap peradaban Barat, karena peradaban Barat bukanlah
Kristen, sebagaimana Timur bukanlah Islam.
kedua,
unsur sekularisme. Unsur ini sebenarnya adalah implikasi dari pemahaman
westernisme Mustafa Kemal. Pada prinsip ini, salah seorang pengikut setia
Mustafa Kemal, Ahmed Agouglu menyatakan bahwa indikasi ketinggian suatu
peradaban terletak pada keseluruhannya, bukan secara parsial. Peradaban Barat
dapat mengalahkan peradaban-peradaban lain, bukan hanya karena kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologinya, tetapi karena keseluruhan unsur-unsurnya.
Peperangan antara Timur dan Barat adalah peperangan antara dua peradaban, yakni
peradaban Islam dan peradaban Barat. Di dalam peradaban Islam, agama mencakup
segala-galanya mulai dari pakaian dan perkakas rumah sampai ke sekolah dan
institusi. Turut campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan membawa kepada
mundurnya Islam, dan di Barat sebaliknya sekularisasilah yang menimbulkan
peradaban yang tinggi itu. Jika ingin terus mempunyai wujud rakyat Turki harus
mengadakan sekularisasi terhadap pandangan keagamaan, hubungan sosial dan
hukum. Menurut versi Mustafa kemal, sekularisme bukan saja memisahkan
masalah bernegara (legislatif, eksekutif dan yudikatif) dari pengaruh agama
melainkan juga membatasi peranan agama dalam kehidupan orang Turki sebagai satu
bangsa. Sekularisme ini adalah lebih merupakan antagonisme terhadap hampir
segala apa yang berlaku di masa Usmani.; dan,
ketiga, unsur westernisme. Dalam unsur
ini, Mustafa Kemal berpendapat bahwa Turki harus berorientasi ke Barat. Ia
melihat bahwa dengan meniru Barat negara Turki akan maju. Unsur westernisme
dalam prinsip pemikiran Mustafa Kemal mendapat momennya ketika dalam salah satu
pidatonya ia mengatakan bahwa kelanjutan hidup suatu masyarakat di dunia
peradaban modern menghendaki perobahan dalam diri sendiri. Di zaman yang
dalamnya ilmu pengetahuan mampu membawa perobahan secara terus-menerus, maka
bangsa yang berpegang teguh pada pemikiran dan tradisi yang tua lagi usang
tidak akan dapat mempertahankan wujudnya. Masyarakat Turki harus dirubah
menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban Barat, dan segala kegiatan
reaksioner harus dihancurkan[5].
3. Sekulerisme
Mustafa Kemal Attaturk di Turki
Arah kebijaksanaan politik gerakan
Al Ittihad wa Al Taraqqi bersifat nasionlis. Sejak tahun 1909 gerakan ini
menjauh diri dari kesatuan dan persatuan Islam dan umat Islam dan semata-mata
usaha gerakan tersebut hanya diarahkan bagi kepentingan Negara dan bangsa Turki
saja. Pembuat dan pencetus serta pelaksana ide tersebut Turki mulai diarahkan
dan di bina agar menjadi Negara sekuler.
Dalam “sejarah dan kebudayaan Islam
imperium Turki Usmani”, sekuler diartikan sebagai berikut, bahwa tidak ada
campur tangan agama atau mazhab agama seseorang dalam bentuk apapun atau agama
( Mazhab agama ) seseorang itu tidak boleh menjadi perintang untuk memperoleh
hak kemanusiaannya.
Akan tetapi menurut Ahmad Syalaby
pengertian sekuler yang lebih populer berbeda dengan pengertian sekuler diatas,
karena pengertian sekuler yang lebih populer itu hampir sama dengan pengertian
atheis. Pengertian sekuler yang populerlah yang digalakkan di Turki pada masa
Mustafa Kemal. Berikut ini beberapa peristiwa perubahan pada beberapa bidang
dan kemasyarakatan yang ditempuh oleh Mustafa Kemal Ataturk ( Bapak Turki )
dalam sejarah Turki sesuai dengan program kelompok persekutuan dan kemajuan ( Al-Ijtihad
wa at Faraqqi ) yang telah mewarnai lembaran baru sejarah Turki. Perubahan
- perubahan tersebut antara lain :
ü ada
bulan Maret 1924 Majelis Kebangsaan mengadakan sidang. Hasil sidang tersebut menetapkan
bahwa jabatan khalifah dan jabatan Menteri Syari’at dan waqaf dihapuskan.
Langkah berikutnya, demi untuk menyempurnakan ide tentang Turki modern, Mustafa
Kemal menghapuskan seluruh institusi keagamaan yang ada dalam pemerintahan. Dia
mengumumkan penghapusan mahkamah syariyyah dan menggantikannya dengan mahkamah
sipil ala Barat. Lembaga - lembaga pendidikan dan sekolah - sekolah agama
dihapuskan, selanjutnya seluruh lembaga pendidikan digabungkan di bawah satu
naungan DeparetemenPendidikan.
ü Kebijaksanaan
berikutnya Al-Ghazali menghapuskan artikel dalam UUD yang berbunyi bahwa “agama
Islam adalah agama Negara”. Selanjutnya dia menghapuskan syariat Islam dan sebagai
gantinya Syariat Aiqat (Hukum Adat) diberlakukan akan tetapi syariat Atiqat
juga kemudian diganti lagi dengan hukum positif model Swiss dan hukum pidana
ala Itali. Hari libur resmi mingguan dirubah dari hari Jum’at menjadi hari
minggu, di samping mengganti kalender Hijaiyyah dengan kalender Miladi. Hukum
waris pun tidak luput dari perubahan-perubahannya. Bagian laki - laki dan
perempuan disamakan dan yang menjadi ahli waris adalah hanya keluarga mayat
saja ( anak istri ) lain tidak. Pemerintahan Ataturk tidak henti-hentinya
melakukan usaha-usaha perubahan demi terhapusnya unsure keagamaan dari
pemerintahan atau paling tidak demi melepaskan pemerintahan dari sebagian besar
unsure-unsur Islam. Jumlah Masjid dibatasi dan tidak dibenarkan luas halaman
masjid lebih dari lima ratus meter. Kemudian para khatibnya pun yang diangkat
oleh pemerintahan dikurangi hingga diseluruh wilayah Turki hanya tinggal tiga
ratus saja dan mereka dalam menyampaikan masalah-masalah pertanian, perdagangan
dan sebagainya. Yang sangat melukai perasaan umat Islam adalah tindakan menutup
dua masjid raya yang ada di Istambul, yang pertama Mustafa Kemal hendak merubah
masjid Abyah Sophia yang hendak dijadikan museum dan kedua menutup masjid raya
Al faith yang hendak dijadikan gudang.
ü Kemudian
Mustafa Kemal melarang poligami, sesuai dengan hokum model scoiss walaupun
dalam prakteknya ada sedikit perubahan yaitu bagi mereka yang dianggap kaya dan
mampu masih tetap diperbolehkan.
ü Dalam
upaya menjauhkan diri dari Islam dan dalam rangka westernisasi pemerintah Turki
tidak memperkenankan msyarakat umum memakai jilbab dan cadar kecuali para
agamawan dan sebagai gantinya masyarakat memakai baju dan topi ala Barat.
Kemudian pemerintah mengeluarkan Undang-Undang yang mewajibkan warga negara
Turki memakai marga dibelakang namanya yang tidak dikenal dikalangan masyarakat
Turki sebelumnya. Kemudian pemerintah melarang mengadakan kegiatan spiritual
yang bisa dilakukan pengikut tarekat dan menutup tempat-tempat tersebut.
Pemerintah dengan kejam menindak siapa saja yang coba - coba mengkritik
kebijaksanaannya, dalam masalah-masalah agama. Para wanita Turki seperti
prianya diperbolehkan bekerja. Huruf arab dihapus dan diganti dengan huruf
latin. Demi terhapusnya huruf arab dari bumi Turki, secara langsung Ataturk
pribadi menjadi pengajar huruf latin. Disetiap kota dan desa didirikan
sekolah-sekolah untuk mengajarkan huruf latin ( yang telah diresmikan, menjadi
huruf nasional ). Kepada masyarakat tanpa mengenal usia. Kemudian di
fakultas-fakultas pendidikan tradisional mata kuliah bahasa tersebut merupakan
unsur terpenting untuk memahami kesusastraan Turki. Percetakan-percetakan
dilarang menerbitkan buku-buku yang berbahasa Turki yang menggunakan huruf
Arab.
Seluruh
perubahan yang dilakukan Mustafa Kamal ini telah memutuskan Turki dengan masa lalunya (Islam) dan telah
memutuskan Turki dengan saudara seagamanya diseluruh Dunia Islam[6].
A.
Pemikiran Muhammad Iqbal (Dinamisme Islam dan Filsafat
Diri)
1. Pemikiran
Muhammad Iqbal tentang dinamisme Islam
Iqbal berpendapat bahwa, Islam
menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam ini bersifat statis. Islam
mempertahankan konsep dinamisme dan mengakui adanya gerak dan perubahan dalam
hidup sosial manusia. Dia memandang bahwa islam dibangun diatas semangat gerak
dan perubahan yang memiliki dorongan “milioristik” (keyakinan bahwa manusia
cenderung berbuat baik). Mengelakkan disintegrasi yang lebih mendalam, kaum
konservatif melihat bahwa perlu diusahakan dan dipertahankan keseragaman hidup
social dari seluruh umat. Untuk itu mereka menolak segala pembaharuan dialam
bidang syariat dan berpengang teguh pada hukum-hukum yang telah ditentukan
ulama terdahulu. Pintu ijtihad mereka
tertutup.
Hukum dalam Islam sebenarnya,
demikian Iqbal, tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang seuai dengan
perkembangan zaman. Pintu ijtihad tidak pernah tertutup.
Sebab terutama ialah hancurnya
Baghdad, sebagai pusat kemajuan pemikiran umat[7]
Iqbal menyerukan perlawanan terhadap
kekangan tradisi kemodernan yang melanda dunia. Pada satu kesempatan dia
menunjukkan kekhawatiran bahwa timur bakal kehilangan diri sejatinya karena
pesona kemajuan material yang ditawarkan Barat dan pada kesempatan lain dia
meratapi kekuasaan mistisisme, mulahisme, dan monarki di timur. Dalam puisinya
berjudul “revolusi”, dia mengulangi seruannya : “Eropa adalah kematian bagi
jiwa dan Asia adalah kematian bagi kehendak”.
Islam, pada hakikatnya mengajarkan
dinamisme demikian pendapat Iqbal. Alquran snantiasa menganjurkan pemakaian
akal terhadap ayat atau tanda yang terdapat dalam alam seperti matahari, bulan,
pertukaran, bulan, pertukaran siang menjadi malam dan sebagainya. Orang yang
tidak perduli dan tidak memperhatikan tanda-tanda itu akan tinggal buta
terhadap masa yang akan datang. Konsep
kemunduran dibuat Tuhan silih berganti di antara bangsa-bangsa yang
mendiami bumi ini. Ini mengandung arti dinamisme.
2. Pemikiran
Muhammad Iqbal tentang Filsafat Diri
Iqbal memiliki beberapa gagasan
menarik seputar pemikiran dan filsafat Islam. Salah satu gagasannya yang
terkenal adalah penjelasan tentang konsep ego (khudi). Menurut Iqbal ego adalah
pendorong daya aktivitas, dan kreativitas pada setiap manusia. Setiap manusia
memilki ego yang berbeda, karenanya hasil kreasi yang yang mereka ciptakan juga
tidak sama. Dalam tulisannya iqbal berpendapat bahwa kesatuan intuitif atau
titik kesadaran pencerahan merupakan hal yang menerangi pikiran, perasan dan
keinginan manusia merupakan hal yang diliputi rahasia serta mengorganisasi
berbagai kemampuan yang tidak terbatas dalam fitrah manusia.
Iqbal menolak intelektualisme, dalam hal ini
sejalan dengan pemikiran Nietczhi dan Bergsan, demikian pula dengan tasawuf.
Dengan intelektualitas semata-mata “diri” belum sempurna., oleh karena yang
lebih utama adalah “karsa”, disamping peranan naluri-naluri perasaan
sebagaimana pendapat William Medougali. Dari tasawuf Ar-Rumi beliau menerima
peranan “cinta” dalam diri manusia, sedangkan menurut Nietczhi tentang manusia
adalah berkarsa (voluntarisme) yang oleh Nietczhi disebut “Uber Mensh” dan oleh
Iqbal disebut “Mukmin”. Sedangkan prinsip adanya unsur “unbelief” dalam ajaran
Nietczhi ditolaknya digantikan dengan unsur ‘imam” Ar-Rumi.
Iqbal tidak mutlak menerima Bergson
yang anti intelektualisme, karena menurut Iqbal intelektualisme itu tetap
diperlukan, tetapi harus integral denga hati dan kemauan (bandingan denga sufi
yang hanya mengutamakan perasan hati).
Selanjutnya menurut iqbal, suatu
Individu dalam prosesnya berkembang secara evolusi menuju “kepribadian”
(personality, ego, khudi) merupakan integritas antara fisik dan psikis.[8]
Selain bahasa Urdu, Iqbal juga
menulis sajak dengan bahasa Persia. Iqbal menulis sajak Persia dengan judul
Rumuz-i-Bekhudi (Misteri Tak Mementingksan diri), padanan dari sajaknya
pertama, Secretsof of Self.
Dari sajak-sajaknya Iqbal selalu
member nasehat kepada umat manusia. Asrar-i-Khudi menguraikan doktrin
perkembangan pribadi, sementara Rumuz-i-Bekhudi menguraikan
persoalan-persolan yang dihadapi oleh pribadi sebagai anggota masyarakat. Iqbal
dalam karya-karyanya, terutama dalam merumuskan pandangannya mengenai diri
(keakuan), masyarakat, dan kehidupan, banyak dipengaruhi oleh ajaran jalaludi
Rumi. Namun, tasawuf Iqbal tidaklah
vitaitas dan kegiatan. Optimismenya yang sehat dan kuat bertentangan
dengan platonic dan filsafat tasawuf
tanpa perbuatan.
B.
Fakta dan
Data sejarah Keteadanan Intelektualisme Iqbal
1.
Pembaharuan Ilmu pengetahuan pada
Masa Pembaharuan
Pada bidang ilmu pengetahuan islam merupakan agama
yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, islam menghendaki
manusia menjalankan kehidupan yang didasarkan rasionaltias atau akal dan iman.
Ayat-ayat Al-Qur’an banyak memberi
tempat yan g lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan,Islampun
menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yangtelah dimilikinya karena berapapun ilmu dan
pengetahuan yang dimiliki itu masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau maslah yang ada di dunia ini.Seperti
dalam Firman Allah SWT,“ Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan
laut menjadi tinta,ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya,
niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi MahaBijaksana ” (QS Luqman : 27)
Pemikiran
dan usaha pembaharuan antara lain sebagai berikut:
a.
Praperiode
modern (1250-1800 M)
Sebenarnya pembaharuan dan perkembangan ilmu pengetahuan telahdimulai
sejak periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan Usmani. Pada abad ke-17 mulai terjadi kemunduran, khususnya
ditandai oleh kekalahan – kekalahan yang dialami melalui peperangan
melawan negara-negara Eropa.
Sarjana
atau fisuf Islam yang termasyur baik di dunia Islam atau barat ialahIbnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam
bidang seni atau syair, penyair Persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz
(1389 M) yangdijuluki
Lisan Al Ghaib atau suara dari dunia Ghaib, sangat dikenal luas padasaat itu.
b.
Pembaruan
pada periode modern (1800 M – dan
seterusnya)
Kaum muslimin memiliki banyak sekali tokoh-tokoh pembaharuan yang pokok-pokok
pemikirannya maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan sumbangsih
bagi umat islam di dunia. Beberapa tokoh yangterkenal
dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran Islam tersebut antara lainsebagai
berikut:
·
Jamaludin
Al Afgani (Iran 1838 – Turki
1897)Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam di berikan oleh sayid jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami
kaum muslim di Turki,Iran,mesir dan India. Meskipun sangat anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat.
Ia tidak melihat adanya kontradiksi antaraIslam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuahuniversitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turkimenghadapi
tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya diusir dari Negara tersebut.
·
Muhammad Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida(Suriah
1865-1935)Guru dan murid tersebut sempat
mengunjungi beberapa negara Eropa danamat terkesan dengan pengalaman mereka di sana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai
bahasa asing (Perancis dan Turki)yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secaraumum.
Oleh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di
antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang
diterbitkan di paris dan di sebarkan di Mesir.Muhammad
Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin AlAfgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam
bid’ah ke dalam ajaran Islammembuat
umat islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya.
·
Sayid
Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi, Al-Qardawi menekankan perbedaan
modernisasi dan pemberataan. Jikamodernisasi yang di maksud bukan berate upaya
pemeberataan dan memiliki batasan pada
pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta menerapkan teknologinya, islam tidak
menolaknya bahkan mendukung. Pandangan al Qardawi ini cukup mewakili pandangan
mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia islam relative terbuka untuk
menerima ilmu pengetahuan dan teknologi sejauh memperhitungkan manfaat
praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di
kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan
filsaafat ilmu pengatahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.
·
Sir
Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898)
·
Sir
Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)Generasi awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang
merupakansalah seorang muslim pertama dio anak Benua India yang sempat
mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak
tradisional Islam.[9]
2.
Perkembangan Kebudayaan pada Masa Pembaharuan
Bangsa Turki tercatat dalam
sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan dua dinasti yaitu Dinasti Turki
Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai
menjadi tantangan nyata sejak akhir abad ke-18, terutama sejak Napoleon
Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1798 dan semakin meningkat setelah
sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau dibawah pengaruh
Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya
dinasti Usmani di Turki. Proses ini terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi
barat. Setelah pendudukan Napoleon, Muhammad Ali memainkan peranan penting
dalam kampanye militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh pengusaha Usmani
menjadi Pasya pada tahun 1805 dan memerintah Mesir hingga tahun 1894.
Buku-buku
ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat itu terdapat
kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir ditentang oleh para
ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi. Muhammad Ali Pasya
mendirikan beberapa sekolah tekhnik dengan guru-gurunya dari luar negaranya. Ia
mengirim lebih dari 4000 pelajar ke Eropa untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan
dan tekhnologi.
Kebudayaan
turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari
kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan
tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan. Prinsip kemiliteran
mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan dari Arab, mereka mendapat ajaran
tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.
Orang-orang
Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah berasimilasi dengan
bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan luar. Para ilmuwan ketika
itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan
seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid
Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari.
Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu
masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya
berasalh dari gereja Aya Sophia.
Islam
dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang gemilang,
namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa
ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam
pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di
permukaan bumi.
Toleransi
beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran
Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang ditegakkan oleh Nabi
Muhammad mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi seluruh umat manusia,
khusunya umat Islam di dunia.[10]
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari paparan makalah diatas dapat
disimpulkan bahwa Mustafa Kemal dalam melakukan pembaharuan di
Turki
menggunakan prinsip nasionalisme, sekularisme dan westernisme. Namun yang paling menonjol adalah
prinsip westernisasi[11]
yang diimplementasikan dalam kebijakan-kebijakannya. Tujuan utamanya ialah untuk
merubah wajah Turki kepada kemodernan seperti Bangsa Barat.Dalam koridor
pemahaman Mustafa Kemal, Islam yang berkembang di Turki adalah Islam yang telah
dipribumikan ke dalam budaya Turki. Oleh karenanya, ia berkeyakinan bahwa Islam
pun dapat diselaraskan dengan dunia modern. Turut campurnya Islam dalam segala
lapangan kehidupan akan membawa kemunduran pada bangsa dan agama. Atas dasar
itu, agama harus dipisahkan dari negara. Islam tidak perlu menghalangi adopsi
Turki sepenuhnya terhadap peradaban Barat. Hal ini dapat dilihat ada banyak
sekali pembaharuan yang telah dilakukan oleh Mustapa Kamal attaturk dalam
merubah Turki dari system pemerintahan Kerajaan kepada Turki modern yang
bersistem Republik dan masih banyak pembaharuannya yang dilakukan.
Pemikiran
Muhammad Iqbal dalam makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.
Dinamisme
Dia
memandang bahwa islam dibangun diatas semangat gerak dan perubahan yang
memiliki dorongan “milioristik” (keyakinan bahwa manusia cenderung berbuat
baik).
b.
Filsafat diri
Salah satu
gagasannya yang terkenal adalah penjelasan tentang konsep ego (khudi). Menurut
Iqbal ego adalah pendorong daya aktivitas, dan kreativitas pada setiap manusia.
Setiap manusia memilki ego yang berbeda, karenanya hasil kreasi yang yang
mereka ciptakan juga tidak sama.
Jadi kedua pemikiran iqbal di atas
dapat dilihat bahwa konsep pemikiran yang digunakan iqbal ialah konsep insan kamil dan gerakan evolusi.
Konsep insan kamil menurut iqbal sesuai pemikirannya yang di atas bahwa manusia
jangan hanya diam hanya mengikut barat saja namun bergerak mengambil ilmu pengetahuan
yang maju dari barat untuk diterapkan artinya ilmu pengetahuan (umum) dari
barat seimbang dengan pengetahuan agama. Proses inilah yang juga disebut
gerakan evolusi yakni secara perlahan-lahan yang menyeimbangkan antara ilmu
umum dan ilmu agama dalam pelaksanaan perkembanagannya.
B.
Kritik dan Saran
Pada makalah ini kami menyadari
masih sangat terdapat banyak kekurangan, baik itu dalam penulisan kata-kata
maupun dalam tekhnik penyusunannya. Oleh karena itu kritik beserta saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan hingga akhirnya
kami bisa memperbaiki kesalahan kami atau kami akan dapat pelajaran dari
kesalahan, pada akhirnya kami akan bisa lebih baik lagi pada dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat. Amiiin.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Mukti, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, Bandung:
Mizan,1998
Herry,
Mohammad, Tokoh-tokoh Isam yang berpengaruh abad 20, Jakarta: Gema Insani Pers
Nasution,Harun, Pembaharuan Dalam Islam, Jakarta: PT. Bulan
Bintang, 1975
Syaikuni,Ahmad, Peerkembangan Pemikiran
Modern Di Dunia Isalm, Bandung : Pustaka Setia, 1997
Syalabi,Ahmad, Imperium Turki Utsmani, Jakarta: Kalam Mulia,
1998
http://brigademujahid.blogspot.com/2012/01/pemikiran-muhammad-iqbal-tentang.html
[2] Ahmad Syaikuni, Peerkembangan
Pemikiran Modern Di Dunia Isalm, Bandung : Pustaka Setia, 1997, h. 52-53
[3] Harun Nasution, Pembaharuan
Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1975, h 141-143
[6] Ahmad Syalabi, Imperium
Turki Utsmani, Jakarta: Kalam Mulia, 1998, h. 83-85
[7] Harun Nasution, pembaharuan dalam
Islam, sejarah pemikiran dan gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, Hal.184
[8]
http://brigademujahid.blogspot.com/2012/01/pemikiran-muhammad-iqbal-tentang.html
[9]
http://www.scribd.com/doc/45865225/Islam-Pada-Masa-Pembaharuan
[10]
http://rulrid.wordpress.com/2010/04/20/perkembangan-islam-zaman-pembaharuan/
[11] Westernisasi adalah Sebuah arus besar yang mempunyai
jangkauan politik , sosial , kultural dan teknologi. Arus ini bertujuan
mewarnai kehidupan bangsa - bangsa terutama kaum muslimin dengan gaya barat.