Oleh Arief Rahman
Mahasiswa STAIN P. Raya
Pelbagai
Metodologi
Syaikh
Mahmood Shalthoot, seorang ulama besar dan pernah menjadi Syaikh Jami’ al-Azhar
menyatakan bahwa Islam terdiri dari dua elemen, yaitu aqidah dan syari’ah.
Lalu cara mendekatinya adalah dengan cara filosofis-dokteriner.
Sebenarnya
metodologi yang dipergunakan oleh Syaikh Mahmood Shalthoot ini adalah berbeda
dengan metodologi yang biasa dipergunakan oleh ulama-ulama sebelumnya, yang
menyatakan bahwa Islam terdiri dari aqidah dan mu’amalahm sedangkan mu’amalah
ini dibagi dua, yaitu mu’amalah yang berhubungan dengan Tuhan dan mu’amalah
yang berhubungan denga manusia. Pendekatan mereka adalah dokteriner.
Fazlurrahman,
orang Pakistan yang kini menjadi guru besar tamu di Universitas Chicago,
mempunyai pendapat bahwa pokok ajaran
Islam ada tiga, yaitu percaya kepada keesaan Tuhan, pembentukan masyarakat
yang adil dan kepercayaan hidup setelah mati. Untuk mempelajari hal
itu, sudah barang tentu orang harus mempelajari konteks sejarahnya yaitu, dalam
suasana dan situasi apa ayat al-Qur’an itu diturunkan. Artinya bahwa Asbabun
Nuzul adalah hadis yang diturunkan
juga merupakan sumber dalam memahami islam, rupa-rupanya digunakan Fazlurrahman
dengan sangat hati-hati, dan hanya hadis yang benar-benar hadis itulah yang
diprgunakan dengan mengingat sebab-sebab hadis itu diucapkan Nabi Muhammad.
Jelasnya Asbabul Wurud merupakan
satu kesatuan untuk memahami hadis. Rupa-rupanya dalam penelitian hadis ini
Fazlurrahman sama sekali menolak hadis yang menurut pendapatnya bertentangan
dengan akal.
Melihat
tiga macam metodologi tersebut di atas orang dapat memahami sekalipun
pendekatan mereka berbeda, namun dapat diambil kesimpulan bahwa elemen-elemen
yang harus diketahui dalam Islam adalah: (1) Tuhan, (2) alam dan (3) manusia.
Tuhan, alam dan manusia atau teologi, kosmologi, dan antropologi
ini tiga masalah pokok yang dibahas oleh Islam- juga agama-agama lainnya.
Kewajiban
para intelektual Muslim dewasa ini adalah meyakini dan mengetahui Islam sebagai
agama yang memberikan hudan dan petunjuk bagi manusia, baik individu
maupun masyarakat, dan bahwa Islam menjanjikan jalan lampang kehidupan umat
manusia sekarang ini dan dimasa yang akan datang. Ia harus menganggap kewajiban
ini sebagai tugasnya secara individual dan pribadi lapangan apa saja yang ia
tekuni, ilmu apa saja yang ia perdalam. Di dalam menekuni dan menggali Islam
secara baru dari segi mana ia melihat. Hal ini disebabkan karena Islam adalah
serba dimensi dan mempunyai pelbagai macam aspek, sehingga setiap orang yag
berusaha mempelajari Islam akam memperoleh pandangan dan petunjuk yang baru
dari bidang studinya.
Pentingnya
Ideologi
namun
harus diingat bahwa metodologi adalah masalah yang sangat penting dalam sejarah
pertumbuhan ilmu. Metode kognitif yang betul untuk mencari kebenaran adalah
lebih penting daripada filsafat, sains atau hanya mempunyai bakat.
Metode
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan atau kemunduran. Karena
metode penelitian, karena melihat sesuatu, bukan karena ada atau tidak adanya
orang-orang yang genius yang membawa stagnasi dan masa bodoh atau gerak
kemajuan. Umpamanya saja pada abad keempat belas, lima belas dan enam belas
Masehi. Aristoteles (384-322 SM) sudah tentu lebih jauh genius dari Francis
Bacon (1561-1626M) dan Plato (366-347 SM) adalah lebih genius daripada Roger
Bacon (1214-1294). (Perlu sedikit dijelaskan di sini bahwa Francis Bacon adalah
ahli filsafat dan negarawan Inggris. Sahamnya yang terbesar dalam bidang ilmu
pengertahua adalah metode induktif dari ilmu eksperimontal modern. Sedangkan
Roger Bacon adalah ahli filsafat akolastik Inggris. Ia pada zaman modern ini
selalu diperingati karena perhatiannya pada ilmu alam, eksperimen dan observasi
langsung. Ia menganggap bahwa sains adalah pelengkap, dan tidak bertentangan
dengan iman). Pertanyaannya adalah: apa yang menyebabkan dua orang bacon itu
menjadi factor dalam kemajuan sains, sekalipun kedua orang itu jauh lebih
rendah geniusnya disbanding dengan Plato atau Aristoteles; sedangkan
orang-orang genius itu justru tidak bisa membangkitan Eropa pada abad-abad
pertengahan, sehingga menyebabkan stagnasi dan kemandegan? Dengan perkataan
lain: mengapa orang-orang genius menyebabkan kemandegan dan stagnasi di duia
sedang orangp-orang yang biasa saja dapat membawa kemajuan ilmiah, dan
kebangkitan rakyat? Sebab adalah bahwa orang-orang yang disebutkan belakangan
ini, menemukan metode berfikir yang benar, yang dengan metode
itu, kelipun kecerdasannya biasa, dapat menemukan kebenaran; sedangkan
pemikiran genius yang besar, apabila tidak mengetahui metode yang benar dalam
melihat sesuatu yang memikirkan masalah-masalahnya. Maka mereka tidak dapat
memenafaatkan kegeniusannya itu.
Berfikir
benar adalah seperti berjalan. Seorang yang lumpuh sebelah kakinya dan tidak
berjalan dengan cepat, apabila ia memilih jalan yang benar akan mencapai
tujuannya lebih cepat daripada jago lai yang mengambil jalan yang terjal lagi
berbelok-belok. Betapapun cepatnya jago lari itu, ia akan datang terlambat pada
tempat yang dituju itupun kalau ia sampai keman; sedangkan orang yang lumpuh
kakinya yang memilih jalan yang benar akan sampai kepada tujuan dengan segera.
Metodologi
Ilmu Agama Islam
Dalam
mempelajari dan mengetahui Islam kita kenal metode-metode orang-orang Barat
yang meneliti Islam, yaitu metode naturalistic, psikologis atau sosiologis.
Kita harus mencoba metode baru dalam memahami Islam. Sudah tentu kita perlu
mempalajari metode-metode ilmiah yang digunakan oleh orang-orang Barat itu,
walaupun akan merupakan suatu keharusan untuk mengikuti metode-metode itu.
Dalam
penyelidikan tentang agama, jalan-jalan baru harus ditempuh dan metode-metode
baru harus dipilih.
Jelas
bahwa satu metode saja tidak bisa dipilih untuk mempelajarai Islam, karena
islam adalah bukan agama yang monodimensi. Islam adalah bukan agama yang hanya
didasarkan kepada intuisi mistis dari manusia dan terbatas pada hungungan
antara manusia dengan Tuhan. Ini adalah hanya merupakan suatu dimensi dari
agama Islam. Untuk mempelajarai ini metode filosofis harus dipergunakana,
karena hubungan dengan manusia dengan Tuhan dibahas daslam filsafat, dalam arti
dalam pemikiran metafisis yang umum dan bebas. Dimensi yang lain dari agama
islam adalah masalah kehidupan manusia di bumi ini. Untuk mempelajari dimensi
ini harus dipergunakan metode-metode yang selama ini dipergunakan dsalam ilmu
manusia. Lalu Islam juga merupakan suatu agama yang membentuk suatu masyarakat
dan peradabab. Untuk mempelajari dimensi ini maka metode sejarah dan sosiologi
harus dipergunakan,
Karena
Islam adalah agama, maka memahami Tuhan dengan mempergunakan metode filosofis,
membahas kehidupan manusia di bumi yang mempergunakan metode ilmu-ilmu manusia,
dan mempelajari masyarakat dan peradaban dengan metode historis dan sosiologis
harus ditambah dengan metode doktriner.
Jelasnya
mempelajari Islam denga segala aspek tidaklah cukup dengan metode ilmiah saja,
yaitu metode filosofis, ilmu-ilmu manusia, historis dan sosiologis saja.
Demikian juga memahami Islam dengan segala aspeknya itu tidak bisa hanya secara
doktriner saja.
Selama
ini pendekatan terhadap agama Islam masih sangat picang. Ahli-ahli ilmu
pengetahuan, termasuk dalam hal ini para orientalis mendekati Islam dengan
metode ilmiah saja. Akibatnya adalah bahwa penelitiannya itu menarik tetapi
sebenarnya mereka tidak mengerti secara utuh.
Yang
mereka ketahui adalah hanya eksternalitas (segi-segi luar) dari Islam saja.
Sebaliknya para ulama kita sudah terbiasa memahami Islam dengan cara doktriner
dsan dogmatis, yang sama sekali tidak dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan
yang hidup di dalam masyarakat. Akibatnya ialah bahwa penafsiranya itu tidak
dapat diterapkan di dalam masyarakat.
Itulah sebabnya orang lalu mempunyai kesan bahwa Islam sudah ketinggalan jaman
dan tidak sesuai dengan alam pembangunan ini. Pendekatan
ilmiah-cum-dokteriner harus kita pegunakan, pendekatan scientific-cum
suigeneris harus kita terpakan. Inilah yang dimaksud dengan metode
sintesisi.
al-Qur’an
dan Sejarah Islam
Ali
syari’ati dalam metodologinya, membandingkan agama itu dengan manusia. Untuk
mengetahui manusia besar itu hanya ada jua jalan; dan kedua jalan itu harus
digunakan bersama-sama untuk memperoleh hasil yang sebenarnya, yaitu memahami
orang besar yang dibahas.
Dua
metode yang fundamental untuk memperoleh pengetahuan tentang orang; dan
keduanya itu harus dipergunakan secara bersama. Pertama adalah penelitian
tentang peikiran dan keyakinannya; dan yang kedua adalah penelitian tentang
biografinya sejak dia permulaan sampai akhir.
Agama
adalah seperti manusia. Ide-ide suatu agama terpusat pada kitab sucinya, yang
merupakan dasar dari ajaran-ajarannya yang ditawarkan kepada manusia. Adapun
biografi agama adalah sejarah-sejarahnya.
Dengan
begitu terdapatlah dua metode yang fundamental untuk memahami Islam
secara tepat. Pertama dalah mempelajari al-Qur’an yang merupakan
himpunan ide dan output ilmiah dan literer yang dikenal dengan Islam. Dan yang kedua
adalah mempelajari sejarah Islam, yaitu mempelajari seantero
perkembangan Islam sejak permulaan mis Nabi Muhammad saw hingga sekarang.
Tipologi
Metode
lagin untuk memahami Islam adalah tipologi. Metode ini yang oleh banyak ahli
sosiologi dianggap obyektif berisi klasifikasi topic dan tema yang sesuai
dengan tipenya. Lalu dibandingkan dengan topic dan tema yang mempunyai tipe
yang sama. Dalam hal agama Islam juga agama-agama lain. Kita dapat mengindetifikasi
lima aspek atau ciri agama itu, lalu dibandingkan dengan aspek dan ciri yang
sama dari agama lain:
- Tuhan atau tuhan-tuhanan dari tiap agama; yaitu sesuatu yang disembah oleh pengikut-pengikut agama itu.
- Nabi dari tiap agama; yaitu orang yang membawa ajaran agama itu;
- Keadaan sekitar waktu munculnya Nabi dari tiap agama dan orang-orang yang didakwahi. Kita harus ingat bahwa setiap Nabi menyampaikan ajarannya dengan cara yang berbeda-beda. Ada Nabi yang mengajak kepada manusia umum (al-Nas); Nabi lain memusatkan dakwahnya kepada raja-raja dan bangsawan, yang lainnya lagi kepada orang-orang pandai, ahli-ahli filsafat dan orang-orang pilihan. Ada Nabi yang dekat kepada kekuasaan yang ada; sedangkan yang lainnya menempatkan dirinya sebagai musuh dan lawan terhadap kekuasaan yang ada.
- Individu-individu yang terpilih yang dihasilkan oleh agama itu orang-orang pilihan yang telah terlatih lalu diterjunkan dimasyarakat dan sejarah.
Metode
ini untuk dapat mengetahui lebih luas tentang Islam, orang itu pertama-tama
harus mengetahui Tuhan atau Allah. Banyak jalan utnuk memperoleh pengetahuan
tentang Tuahn itu, seperti mempelajari Kitab Suci yang berhubungan dengan
ktuhananm memerhatikan alam dengan seluk beluknya, memperhatikan perubahan yang
terjadi pada masyarakat juga merenungkan diri sendiri, juga dengan metode
filsafat, illuminasi dan ma’rifah.
Agar
supaya kita dapat mengenal denga betul ciri-ciri Tuhan, kita harus kembali
kepada al-Qur’an dan Hadis Nabi.
No comments:
Post a Comment
Mohon maaf apabila terdapat komentar yang sesuai kriteria di bawah ini akan dihapus, demi kenyamanan bersama
1. Komentar berbau pornografi, sara, dan menyinggung.
2. Mencantumkan link hidup.
3. Mengandung SPAM.
4. Mempromosikan Iklan.
Terima kasih atas perhatiannya.